Kompasianer Hennie Triana mengenang masa kecilnya di Medan. Dulu di sana ia sering menemukan kaum pria yang "memamerkan" perut karena baju bagian bawahnya digulung hingga sedada.
Selang bertahun kemudian saat pindah sementara ke Beijing, ia menemukan pemandangan serupa yang ternyata punya sebutan Beijing Bikini.
Cerita soal Beijing Bikini yang sekarang terlarang akibat corona ini menarik perhatian banyak pembaca. Selain itu, berikut artikel-artikel populer di Kompasiana, seperti tentang "saham supersub" atau kiprah Jurgen Klopp bersama Liverpool.
"Beijing Bikini" yang Akan Hilang karena Pandemi Corona
Penamaan Beijing Bikini sepertinya dicetuskan oleh orang asing yang melihat kaum pria di sana menggulung ujung bawah kaosnya hingga dada. Padahal kalau kita perhatikan, di Indonesia sendiri "pemandangan" itu sering ditemui.
Namun sejak tahun lalu gaya seperti itu dilarang di Tiongkok. Terlebih tahun ini dengan adanya Corona. (Baca selengkapnya)
Akar Persoalan ITB dan Indonesia
Jika diumpamakan sebagai pabrik, kampus Ganesha memang menghasilkan produk-produk yang bernilai tambah tinggi tapi tak bisa dinikmati oleh mereka maupun kotanya, Bandung. Lulusan ITB banyak yang bernilai istimewa di "kolam" orang lain.
Harus diakui, Reformasi 1998 sesungguhnya gagal mewujudkan cita-citanya dalam mendistribusikan peluang dan kesempatan ke daerah-daerah, termasuk Bandung/Jawa Barat yang notabene kawah candradimuka berbagai sumber daya unggul. (Baca selengkapnya)
Inilah 4 Ciri "Saham Supersub" yang Bisa Beri Untung hingga Dobel Digit
Tak hanya di jagat sepak bola, "supersub" juga terdapat dalam investasi saham karena kehadirannya bisa membalikkan kerugian menjadi keuntungan.
Strategi ini sebetulnya tidak bebas risiko. Sebab, bisa saja, "saham supersub" yang dibeli ternyata tidak naik harganya seperti yang diharapkan. (Baca selengkapnya)
Pelatih Paling Klop untuk The Kop
Curriculum Vitae Jurgen Klopp terbilang lumayan saat ia datang ke Liverpool. Ia membawa Borussia Dortmund 2 kali juara Bundesliga. Sayang, musim pertamanya di Liga Inggris cukup mengecewakan. Cuma peringkat 8 di klasemen akhir.
Namun, seiring waktu makin terlihat peningkatannya. Pelatih asal Jerman itu sukses menambal kekurangan di skuadnya dengan pembelian jitu, mulai dari Mohammed Salah di lini serang hingga Alisson Becker di bawah mistar. (Baca selengkapnya)