Roda perekonomian Indonesia di masa pandemi coba digerakkan kembali secara besar-besaran oleh pemerintah. Pelonggaran PSBB yang sedang dilakukan ini membuat seluruh masyarakat mesti beradaptasi lebih cepat.
Seluruh transaksi jual-beli harus menaati aturan protokol kesehatan demi menjaga kesehatan dan keamanan bersama. Tak terkecuali apa yang dilakukan Mbah Darmi, penjaja gudeg di Jogja.
Seperti yang dituturkan Kompasianer Hendra Wardhana, kini masker serta face shield hampir selalu Mbah Darmi gunakan saat harus melayani pembeli.
Selain kisah tersebut, ada topik-topik lain yang menarik disimak dan sayang untuk dilewatkan. Berikut artikel populer di Kompasiana kemarin.
Gudeg "New Normal" Mbah Darmi Jadi Teladan di Tengah Pandemi
Saat awal kasus corona muncul di Indonesia, Mbah Darmi terpaksa absen hampir 2 pekan karena sepi pembeli. Akhirnya ia memutuskan kembali berdagang memakai masker. Bahkan, usai lebaran kemarin ia juga menggunakan face shield. (Baca selengkapnya)
Katanya Bule Itu Malas Mandi, Apa Betul?
Air di Jerman relatif mahal. Sebab air ini bisa diminum langsung dari keran. Banyak negara Eropa juga yang kualitas airnya baik seperti di Jerman sehingga memang beberapa orang harus hemat dalam menggunakannya. Namun ini balik lagi ke prioritas tiap individu. (Baca selengkapnya)
Banjir Sertifikat Tanpa Faedah
Sertifikat gratis akhir-akhir ini banyak diberikan sebagai tanda telah mengikuti acara webinar, online seminar, zoom meeting, dan sejenisnya. Pertanyaannya, dengan membanjirnya perolehan sertifikat ini, apa dampaknya terhadap profesional? (Baca selengkapnya)
Mengenal "Ahan", Alat Tangkap Lobster Aneh yang Belum Pernah Ada
Ada pemandangan tak biasa di atas permukaan air sekitar Jembatan Sanggaran agung Danau Kerinci, Jambi. Sepintas benda tersebut terlihat seperti perahu mainan anak-anak. Jumlahnya puluhan bahkan mungkin ratusan. Diketahui, namanya ahan yang berfungsi untuk menangkap lobster. (Baca selengkapnya)
Mampukah UU Tapera Jadi Jawaban soal Rumah Impian Pekerja?
Melihat pemberlakuan PP Tapera ini, ada beberapa poin yang menjadi perhatian. Di satu sisi masyarakat memang membutuhkan. Namun di sisi lain, muncul semacam beban yang harus ditanggung para pekerja. Ini membuat Tapera bisa menjadi "bumerang" bagi pesertanya. (Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H