Baru-baru ini tas berisi sembako yang dibagikan Kementerian Sosial menuai kontroversi. Salah satu penyebabnya adalah label "Bantuan Presiden RI" pada tas itu.
Politikus PDI-P, Arteria Dahlan mengatakan,"Kalau dilihat tulisannya dan dilihat logonya, itu sangat jelas kaitannya dengan Lembaga Kepresidenan, tidak Presiden Jokowi secara pribadi."
Sementara itu, politikus PAN, Saleh Partaonan Daulay, mempertanyakan, "Mengapa mesti harus ada tulisan bantuan dari presidennya? Bukankah itu memakai uang negara? Artinya, itu bukan bantuan personal, tetapi bantuan negara yang didanai dari dana APBN milik rakyat."
Salahkah label itu?
Dalam konteks bahasa, Kompasianer Bobby memaparkan kemungkinannya dan menjelaskan bahwa tradisi penggunaan label tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya.
Artikel tersebut populer di Kompasiana, bersama dengan kebiasaan masyarakat Indonesia saat Ramadan terhadap makanan rupanya memiliki kesamaan dengan orang Romawi kuno, Yaitu: Suka membuang-buang makanan.
Berikut 5 konten terpopuler kemarin di Kompasiana:
1. Salahkah Label "Bantuan Presiden RI"? Haruskah Diganti Jadi "Baper"?
Pertanyaannya, apakah label 'bantuan presiden' salah dan harus diganti, misalnya dengan 'bantuan pemerintah' ('baper')?
Istilah 'bantuan presiden' sudah dipakai secara resmi selama puluhan tahun untuk menyebut bantuan negara bagi rakyat. Istilah 'bantuan presiden' dan akronim 'banpres' sudah dikenal khalayak dan sudah dimasukkan dalam lampiran KBBI IV. (Baca Selengkapnya)
2. Serie A Sakit Duluan, Berusaha Bangkit Duluan
Serie A adalah kompetisi yang sakit duluan dibandingkan liga-liga di negara lain. Bahkan, penundaan pertandingan sudah terjadi di Serie A.