Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Populer dalam Sepekan: Pengunduran Diri Belva hingga Anomali Angka Kematian Covid-19 di Jerman

Diperbarui: 26 April 2020   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Staf Khusus Presiden RI ketika pertama kali baru diperkenalkan oleh Joko Widodo. (Foto: ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)

Setelah menuai kritik dari banyak pihak, tanpa diduga, Belva Devara mengundurkan diri jadi Staf Khusus Presiden RI. Hal itu ditenggarai karena adanya masalah dugaan konflik kepentingan.

Kehadiran stafsus muda ini awalnya memang sebuah harapan: karena dianggap dapat membantu presiden dalam menjalankan program lima tahun ke depan.

Akan tetapi yang sedari awal sudah diingatkan publik, yakni mereka tidak diwajibkan mundur dari jabatan di perusahaannya.

Sampai akhirnya program Kartu Prakerja dimulai dan menimbulkan beragam pertanyaan ketika perusahaan yang dipimpin Belva melalui Skill Academy ditunjuk untuk menjalankan itu.

Selain kabar mengenai mundurnya Belva Devara, masih ada konten menarik lainnya seperti efisiensi belajar dari rumah di mana murid seakan belajar tanpa kehadiran guru hingga catatan bagaimana Jerman merespon pandemi covid-19.

Berikut 5 konten menarik dan terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Belva Mundur, Sindiran bagi Menteri dan Stafsus Berkonflik Kepentingan

Kompasianer Bobby menilai, meskipun Ruang Guru memang startup yang layak terpilih sebagai mitra Kartu Prakerja, posisi Belva sebagai CEO Ruang Guru sekaligus staf khusus Presiden Joko Widodo menimbulkan konflik kepentingan yang tak terhindarkan.

Namun, ketika membaca unggahan Belva lewat akun Instagram miliknya, Kompasianer Bobby melihat ada upaya Belva untuk juga menyikapi keberadaan Ruang Guru sebagai salah satu mitra Kartu Prakerja.

Dimulai dari mundurnya Belva dari jabatan Stafsus, barulah Kompasianer Bobby ingin melebarkan pokok bahasan menjadi sindiran bagi sejumlah menteri dan stafsus Jokowi.

"Mendapatkan keuntungan material, kemudahan akses, serta pengakuan sebagai dampak dari posisi sebagai "orang dekat penguasa" sejatinya adalah tiga hal manis yang sayangnya tak etis," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Belajar "Tanpa Guru" di Masa Pandemi, Apa Hasilnya?

Setelah berjalannya kegiatanbelajar dari rumah ini, terlebih dibantu dengan tayangan pembelajaran dari TVRI untuk belajar, kita masih menunggu apa hasil yang sudah didapat selama ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline