Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Terpopuler: Kaum Pria Terancam Gondrong hingga Konser Amal dari Rumah Didi Kempot

Diperbarui: 14 April 2020   04:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Herman Maulana Syah (40) mengenakan alat pelindung diri (APD) di Chemot Barbershop miliknya di Kampung Babakan, Desa Banjarwaru, Kecamatan Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/4/2020). Ia mengaku menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja untuk mengurangi resiko penularan wabah virus Covid-19. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Coba hitung-hitung, hingga saat ini sudah berapa hari Anda tidak keluar rumah? Dari sekian hari tersebut tentu sudah banyak hal yang harus dikorbankan, mulai dari kerjaan sampai hal-hal remeh tapi cukup krusial yaitu potong rambut!

Jasa potong rambut atau barbershop adalah salah satu usaha yang terdampak akibat Covid-19. Beberapa orang merasa ragu dengan kehigienisan barbershop meskipun sang empunya pasti sudah lebih ketat menjaga kebersihan. Bahkan, dilansir dari Kompas.com, seorang pencukur rambut di Bogor menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) buatan saat bekerja.

Selain artikel soal rambut yang terancam awut-awutan, berikut artikel populer lain di Kompasiana, seperti pentingnya penggunaan bahasa daerah untuk sosialisasi tentang corona dan Konser Amal dari Rumah-nya Didi Kempot.

Gara-gara Corona, Kaum Pria Terancam Gondrong Tak Beraturan

Ilustrasi: Pexels/Mostafa Meraji

Saat saya bercermin, saya pun mulai melihat penampakan rambut yang mulai awut-awutan. Gejala gondrong "enjel" atau enggak jelas, mulai nampak. Sedangkan nyali untuk datang ke barbershop langganan belum muncul dalam diri saya.

"Yah rambutmu itu lho, udah nggak jelas bentuknya, sini aku cukur aja ya?" istri saya mulai menawarkan diri. Padahal saya ingat banget waktu itu dia pernah bilang nggak berani nyukur rambut saya. (selengkapnya)

3 Alasan Mengapa Bahasa Daerah Penting dalam Sosialisasi Pencegahan Corona

Ilustrasi: Shutterstock via KOMPAS.com

Penggalakkan kebijakan social distancing atau physical distancing baiknya memang diterjemahkan dalam bahasa daerah sampai ke tingkat RT/RW dengan bahasa dan contoh yang mudah agar masyarakat memahami bahayanya wabah corona dan cara pencegahannya.

Dalam hal pesan yang sifatnya mendesak, skalanya nasional dan implikasinya langsung ke setiap warga di negara tersebut, sebaiknya memang memanfaatkan bahasa daerah sebagai media penyampai pesan. Mengapa? Mungkin ini beberapa pertimbangannya. (selengkapnya)

Transformasi Kampus Menuju Ijazah dan Transkrip Digital di Indonesia

Ilustrasi: Shutterstock via KOMPAS.com

Bagi yang sudah pernah lulus perguruan tinggi, pasti akan mengerti makna pentingnya sebuah ijazah dan transkrip nilai. Dengan ijazah dan transkrip nilai, kita dapat menggunakannya untuk berbagai keperluan termasuk melamar pekerjaan.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, perguruan tinggi mendapatkan tantangan, di antaranya adalah bagaimana dengan ijazah dan transkrip mahasiswa yang akan lulus? (selengkapnya)

Didi Kempot, Queen, dan Konser Musik untuk Kemanusiaan

Foto: KOMPAS/Garry Lotulung

Konser amal dari rumah ini merupakan bentuk kepedulian Didi Kempot untuk membantu mereka, utamanya masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat dampak dari Corona. Donasi yang terkumpul, akan disalurkan untuk membantu mereka.

Selama konser yang berlangsung selama hampir tiga jam tersebut, Didi Kempot menyanyikan lagu-lagu yang sudah akrab di telinga kita. Di antaranya lagu Stasiun Balapan, Layang Kangen, Suket Teki, Kalung Emas, Sewu Kutho, Banyu Langit, dan juga Pamer Bojo yang menjadi lagu penutup konser dari rumah ini. (selengkapnya)

Bila ke Maroko, Jangan Tinggal di Hotel

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline