Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Conservation International Ungkap Pola Pergerakan Paus di Indonesia

Diperbarui: 27 Juni 2019   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiu paus yang telah terpasang tag satelit | conservation.org

Conservation International menemukan hasil kajian terbaru terkait pola pergerakan Hiu Paus di Indonesia. Analisis ini didapat dari data pemasangan tag satelit pada 53 hiu paus di tiga tempat tersebut. Di Teluk Saleh, hanya empat dari 12 hiu paus yang berenang keluar.

Peneliti Conservation International, Abraham Sianipar, dalam pemaparannya di International Whale Shark Conference di Exmouth, Australia Barat, 28-31 Mei 2019 lalu, mengatakan ada tiga tempat populasi hiu paus yang diteliti adalah Teluk Saleh di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Teluk Triton di Kabupaten Kaimana, dan Teluk Cendrawasih di Papua.

Dari ketiga tempat itu, dikatakan Abraham, ditemukan tiga pola pergerakan populasi hiu paus yang teridentifikasi yaitu rumahan di Teluk Saleh, musiman di Teluk Triton, serta campuran dari keduanya di Teluk Cendrawasih.

"Rumahan artinya sebagian besar hiu paus berada di area tersebut sepanjang tahun. Musiman berarti hiu paus hanya berada pada area tersebut pada waktu-waktu tertentu. Lalu, campuran merupakan gabungan dari rumahan dan musiman. Mempertimbangkan seluruh hiu paus yang ditelusuri merupakan individu yang belum mencapai kedewasaan, ini mungkin didorong oleh faktor makanan," jelas Abraham dalam rilis yang diterima Kompasiana.

Pemasangan tag satelit pada hiu paus | conservation.org

Kemudian di Teluk Saleh hanya empat dari 12 hiu paus yang berenang keluar. Hiu paus sisanya berada di dalam teluk bahkan beberapa di antaranya menetap selama 20 bulan. Semua hiu paus yang dipasang tag di Teluk Triton menunjukkan pergerakan ke arah Laut Arafura. Mereka menghabiskan sekitar 35 persen waktunya di luar Kaimana.

"Sedangkan hiu paus di Teluk Cendrawasih memperlihatkan pola pergerakan keduanya. Beberapa berada di dalam teluk hingga 26 bulan dan lainnya keluar selama lebih dari tiga bulan, sebelum pada akhirnya kembali lagi ke dalam teluk," katanya.

Abraham menilai pola pergerakan hiu paus rumahan di Teluk Saleh dan Teluk Cendrawasih terjadi karena bentuk teluk yang tertutup dan terisolasi, lantaran ditutup oleh Pulau Moyo sedangkan Teluk Cendrawasih oleh Pulau Yapen dan Biak.

Selain itu, kedua teluk ini mendapatkan keuntungan dari ekosistem hutan mangrove yang menyediakan nutrisi dan makanan yang melimpah untuk hiu paus sepanjang tahunnya.

Adapun dari penemuan ini berkontribusi dalam menyingkap perilaku mereka yang menjadi salah satu misteri spesies ikan terbesar di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline