Perayaan Nyepi tahun ini sedikit berebeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebabnya, Nyepi tahun ini bertepatan dengan tahun politik.
Bukan untuk membawa momen sakral ini ke dalam politik, akan tetapi ada banyak nilai-nilai keluhuran perayaan nyepi yang sebenarnya bisa direnungkan dalam keseharian di tengah hiruk pikuk tahun politik.
Ini juga yang dikatakan Ketua Penyiaran Hindu Jatim Gede Putu Swardana, dengan menyebut tema nyepi tahun ini yakni Dengan Brata Penyepian Kita Sukseskan Pemilu 2019.
Di Kompasiana para Kompasianer juga memiliki makna tersendiri pada perayaan nyepi tahun ini.
1. Ikrom Zain: Saatnya Jempol Menahan Diri
Tahun politik sedang bersiap menyongsong hajatan besar. Hajatan lima tahun sekali untuk memilih pemimpin bangsa. Jika direnungkan, hajatan ini bermakna sangat besar agar bangsa Indonesia bisa melakukannya dengan baik. Berdemokrasi dan meraih kuasa dengan cara beradab tanpa meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan.
Sayangnya, apa yang diharapkan jauh panggang dari api. Sifat rakus untuk memncapai kuasa benar-benar terlihat nyata. Bukan lagi untuk mempertahankan kehidupannya seperti fitrah manusia, namun cara-cara kebinatanganlah yang seringkali muncul.
Sebaran ujaran kebencian, berita bohong, dan saling sering kerap mendominasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Padahal, dalam konsititusi yang diatur dalam UUD 1945, negara ini benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan upaya mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Lantas, mengapa begitu banyak nilai-nilai kebinatangan yang muncul dalam berbagai sendi kehidupan berbangsa?
Tak lain, semua bermula dari jempol yang bisa mengendalikan segala hal dengan mudah. Dengan kemajuan teknologi masa kini, jempol adalah kunci. Selengkapnya
2. Athen Dhey: Momen Memetik Keheningan dan Mengukur Kedalaman Diri