Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Yang Abadi dari Perayaan Hari Buruh, Perjuangannya!

Diperbarui: 1 Mei 2018   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. (PHILIPPE LOPEZ/AFP)

Butuh waktu lama, paling tidak, untuk Sapardi Djoko Damono ketika menulis sajak "Dongeng Marsinah". Sekira 3 (tiga) tahun lamanya. Sebabnya, ketika menulis sajak itu, Sapardi kerap gagal menjaga 'jarak' antara dirinya dengan puisi yang ingin dibuatnya. Hasilnya, sebuah sajak panjang yang terbagi menjadi 6 babak fragmen.

Marsinah, dalam sajak Sapardi, hidup sebagai orang yang tidak bisa berkuasa apa-apa atas kehendaknya. Marsinah menjadi waktu yang abadi:

"kami ini tak banyak kehendak, sekedar hidup layak, sebutir nasi."

Marsinah adalah buruh pabrik. Dalam beberapa larik, bahkan, Sapardi melukiskannya sebagai buruh yang tidak ingin kekerasan yang dapat menyulut kemarahan. Namun, seperti yang kita tahu bagaimana nasib Marsinah:

kepalanya ditetak,
selangkangnya diacak-acak,
dan tubuhnya dibirulebamkan
dengan besi batangan.

Marsinah adalah hakikat presisi tentang Negara memandang buruh. Sesuatu yang bisa kita rasakan hasilnya, tapi kerap gagal menghargai setiap prosesnya. Marsinah dalam puisi Sapardi kemudian menjadi "kita":

dan diingatkannya
agar belajar memahami.

***

Hari buruh yang juga dikenal sebagai May day dimulai perjuangan pada tanggal 4 Mei  1886 di Haymarket Affair di Chicago. Pada saat itu yang buruh perjuangkan adalah jam kerja buruh yang lebih manusiawi, yaitu selama 8 jam dalam sehari --dari semula selama 10-16 jam selama 6 hari dalam seminggunya.

Yang terjadi ketika itu adalah kemuakan kaum pekerja atas dominasi keuasaan kelas borjuis. Mogok massal para kaum pekerja dilakukan sepanjang akhir April. Dan, menjelang 1 Mei 1886, sekitar 350.000 pekerja yang tergabung dalam Federasi Buruh Amerika turun ke jalan. Hampir terjadi di semua tempat di negara bagian di Amerika

Mengutip dari tulisan Asvi Warman menulis pada Kolom Opini Kompas (1 Mei 2004), sebenarnya aksi buruh sudah terjadi sejak 1830-an. Lama waktu kerja 10 jam tidaklah realistis. Para buruh membuat kalkulasi, bahwa dalam satu hari terbagi atas delapan jam kerja, delapan jam rekreasi, dan delapan jam sisanya untuk tidur atau istirahat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline