Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Ngobrol Santai bareng Mendag, Bahas Makanan Khas Cirebon sampai Perdagangan

Diperbarui: 20 Maret 2018   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perspektif Kompasiana

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita baru-baru ini buka-bukaan tentang perdagangan di Indonesia dalam acara diskusi "Perspektif" Kompasiana, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (13/3/2018). Tapi tak hanya soal perdagangan, Mendag Enggar juga menceritakan makanan favoritnya, nasi jamblang dan tahu gejrot.

Mendag Enggar mengaku begitu menggemari makanan khas daerah asalnya, Cirebon, nasi jamblang. Baginya, makanan itu sangat penting. "Nasi jamblang itu adalah makanan penting. Dia dibungkus dengan daun jati dan itu kecil-kecil. Demikian juga denga empal gentong, sekarang ada pergeseran. Sekarang sudah lebih baik, karena dulu hanya tetelan," tuturnya.

Tak hanya nasi jamblang, dia juga menceritakan tentang tahu gejrot yang berasal dari Cirebon Timur. Bahkan, dia juga tahu bagaimana asal-usul makanan itu. Diceritakan Mendag Enggar, tahu gejrot dibuat dengan air kali.

"Dulu asli dari kali, waktu saya kecil. Tapi kali dulu belum terkontaminasi seperti sekarang. Membuatnya juga masih digiling, masih tradisional, ditambah sedikit bebauan trasi, bawang putih dan merah sedikit," ungkapnya.

COO Kompasiana Iskandar Zulkarnaen (kiri) bersama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) dalam acara Perspektif Kompasiana

Menyoal perdagangan, Mendag Enggar juga menceritakan apa yang kini tengah menjadi fokus kementeriannya, baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk dalam negeri, menurut Mendag Enggar, Kemendag tengah menyehatkan persaingan antara pasar tradisional dan pasar ritel modern.

Sedangkan untuk perdagangan luar negeri, Kemendag merencanakan untuk melakukan banyak perjanjian. Sebab selama ini Indonesia, dalam tujuh tahun terakhir, hanya melakukan dua kali perjanjian perdagangan dengan pihak luar.

"Jadi selama tujuh tahun ini baru ada dua kali perjanjian, dengan Chile dan Palestina. Kalau Palestina adalah perintah dari presiden karena kita mendukung sepenuhnya. Sehingga kita bukakan akses untuk Palestina, apapun yang mau dikirim zero tarif. Karena ini untuk kepentingan rakyat Palestina," sebutnya.

Untuk di tahun ini, rencananya Kemendag akan menargetkan 13 perjanjian perdagangan baru. Namun targetnya tidak muluk, dari total perencanaan perjanjian, setengahnya ditargetkan tercapai tahun ini.

"Kalau 50 persennya dilakukan tahun ini sudah sebagai langkah besar," ujarnya.

Perspektif sendiri merupakan kegiatan rutin berkonsep ngobrol santai bersama tokoh-tokoh pilihan yang diselenggarakan Kompasiana bersama Kompasianer.

(ibs)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline