Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Dari Reshuffle Kabinet RI hingga Mengenang Aksi Ronaldinho di Lapangan Hijau

Diperbarui: 30 Januari 2018   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo (KOMPAS.com/SABRINA ASRIL)

Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet. Pelantikan sejumlah pejabat negara dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/1/2018) pagi. Mereka yang dilantik adalah Idrus Marham sebagai Menteri Sosial, Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan, dan Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Namun keputusan tersebut menuai kritik dari pengamat politik, salah satu masalah yang menjadi sorotan adalah membiarkan salah satu menterinya merangkap jabatan sebagai ketua umum parpol. Selain itu muncul juga dugaan bahwa reshuffle merupakan persiapan Jokowi sebagai petahana untuk menghadapi Pemilu Presiden 2019 semata.

Selain polemik mengenai reshuffle kabinet,  artikel pilihan Kompasiana hari ini akan mengangkat soal ide pelarangan bitcoin di Indonesia dan penggunaan kursi prioritas di transportasi umum yang selalu menjadi perdebatan antar penumpang.

Dua artikel terakhir akan membahas soal viralnya benih padi varietas Black Madras dan mengenang prestasi Ronaldinho sebelum gantung sepatu. Berikut, 5 artikel pilihan Kompasiana.

1. Reshuffle dan "Sedekah" Politik

(Dari kiri ke kanan) Idrus Marham, Jenderal TNI (purn) Moeldoko, Agum Gumelar dan Marsekal Madya TNI Yuyu Sutisna saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/1/2018).(Fabian Januarius Kuwado)

Keputusan Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menuai pro-kontra di masyarakat. Seorang Kompasianer mengkritik keputusan tersebut, karena Presiden membiarkan salah satu Menterinya merangkap jabatan sebagai ketua umum parpol. Keputusan itu melanggar komitmen yang pernah dilontarkan Presiden ketika 2014 lalu, untuk "melarang" para pembantunya rangkap jabatan sebagai pengurus parpol.

Selengkapnya

2. Bitcoin Memang Seharusnya Dilarang

Ilustrasi Bitcoin (Gambar: The-Contributor)

Bitcoin yang dianggap sebagai inovasi mata uang digital dan solusi perekonomian modern, hingga kini masih menuai polemik. Masih ada perdebatan apakah Bitcoin layak digunakan sebagai pengganti uang. Seorang Kompasianer mengutarakan pendapatnya bahwa Bitcoin gagal memenuhi kriteria sebagai uang.

Menurutnya sebagai satuan hitung, Bitcoin tidak jelas peruntukannya. Selain itu sulit untuk mengatakannya sebagai penyimpan nilai dengan volatilitas harian yang mencapai 5% sampai 10%. Sekali ia terjatuh, ia gagal memenuhi kriteria sebagai penyimpan nilai.

Selengkapnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline