Jakarta - Proses reproduksi manusia tentu melibatkan pasangan pria dan wanita. Pria membuahi sel telur pada rahim wanita dengan spermanya. Tapi sebanyak 185 hasil studi menerangkan bahwa terjadi penurunan jumlah sperma dalam kurun waktu 40 tahun belakangan ini. Apakah ini awal dari kepunahan manusia?
Ulasan ini adalah salah satu artikel pilihan Kompasiana hari ini. Selain itu ada juga laporan dari Dusun Brau, sebuah daerah terpencil yang memproduksi susu sapi berkualitas di Kota Batu, Jawa Timur.
Berikut ini ulasan selengkapnya dari artikel pilihan Kompasiana hari ini.
1. Penurunan Jumlah Sperma dan 'Kepunahan' Umat Manusia
Sebuah penelitian yang berdasarkan 185 hasil studi memperlihatkan fakta yang cukup mencengangkan. Hasil penelitian ini menyebutkan selama 40 tahun terjadi penurunan jumlah sperma manusia. Kondisi ini bisa saja mendorong kepunahan manusia.
Meski hasil penelitian ini disikapi beberapa pakar dengan skeptis, para peneliti tetap memberi peringatan jika kelak kondisi sperma terus berkurang jumlahnya. Fenomena ini terjadi karena beberapa faktor seperti buruknya pola hidup, lingkungan, juga pengaruh zat kimia terhadap kesehatan.
Penurunan konsentrasi sperma ini bahkan mencapai angka 52,4 persen selama 40 tahun dan banyak terjadi pada laki-laki di Amerika Utara, Eropa, Australia dan Selandia Baru.
2. Jangan Sepelekan Bunga Kamboja di Kuburan!
Pernah berkunjung ke pemakaman? Apa Anda menemukan bunga Kamboja di sana? Ternyata bunga yang identik dengan pemakaman atau kuburan ini memiliki fungsi dan nilai ekonomi. Ternyata satu kilogram bunga Kamboja bisa dihargai antara 50 hingga 100 ribu rupiah oleh para pengepul.
Untuk apa? Ternyata guguran bunga Kamboja ini digunakan untuk membuat minyak wangi aroma dan benda-benda lainnya.