Awal tahun ini pecinta sepak bola Indonesia mendapat kabar mengejutkan. Mantan pelatih timnas Spanyol U-21, Luis Milla menerima pinangan PSSi untuk melatih timnas Indonesia U-22 dengan kontrak selama dua tahun.
Nama Luis Milla di dunia kepelatihan sendiri mulai terdongkrak saat membawa Spanyol U-21 menjadi juara di Eropa. Karena inilah PSSI pun tertarik untuk merekrut Milla demi membawa timnas Indonesia ke arah yang lebih baik.
Namun, laga perdana Luis Milla bersama timnas Indonesia terlihat cukup mengecewakan. Indonesia takluk dari Myanmar dalam laga uji coba dengan skor 1-3. Di laga uji coba berikutnya melawan Persija yang baru saja berlangsung beberapa hari lalu, timnas Indonesia U-22 juga gagal meraih kemenangan.
Tentunya ada banyak sekali kemungkinan mengapa timnas belum berkembang dan meraih kemenangan. Bisa saja masalah waktu, proses pelatihan, hingga kecocokan karakteristik pelatih dengan para pemain. Oleh karena itu, Kompasiana pun tertarik untuk membuat sebuah jajak pendapat.
Dalam jajak pendapat ini Kompasiana melontarkan statement bahwa "Timnas Indonesia lebih cocok dilatih oleh pelatih lokal," dan ternyata hasil dari jajak pendapat ini berimbang. Dua Kompasianer menyatakan setuju dengan statement ini dan dua lainnya menyatakan berseberangan.
Rustian Al Ansori menyatakan sependapat dengan statement yang dilontarkan Kompasiana. Menurutnya, timnas Indonesia memang lebih baik dilatih oleh pelatih lokal ketimbang pelatih asing. Faktor komunikasi adalah yang menjadi sorotan Rustian.
"Pelatih lokal lebih komunikatif, sehingga lebih mudah ditangkap apa yang diinstruksikannya kepada para pemain," tulis Rustian.
"Kalau pesan yang disampaikan pelatih tidak nyambung, maka para pemain tidak akan dapat menjalankan instruksi pelatih. Maka sebaiknya timnas dilatih pelatih lokal saja," lanjutnya.
Opini Rustian memang cukup berdasar. Pasalnya, sisi komunikasi adalah aspek yang sangat krusial. Ketika pemain tidak memahami apa yang diperintahkan pelatih, akan sulit untuk mengikuti strategi yang diterapkan. Jika sudah begitu, maka permainan bisa saja menjadi berantakan dan tidak sesuai dengan pola awal yang dijalankan.
Berbeda pendapat dengan Rustian. Kompasianer Zuddin Lombok mengatakan bahwa sah-sah saja timnas dilatih oleh pelatih asing. Karena bukan masalah lokal atau asing yang pantas disoroti, namun yang utama adalah pengalaman dan teknik kepelatihan yang dimiliki.
"Diakui atau tidak, sepak bola Indonesia saat ini mau tidak mau harus berkiblat ke luar negeri. Entah itu Eropa atau Amerika Latin yang sudah jauh lebih maju iklim sepak bolanya," tulisa Zuddin.