Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Dari Bayaran Michael Essien Hingga Musim Bunuh Diri di Jepang

Diperbarui: 16 Maret 2017   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Former AC Milan, Real Madrid and Chelsea midfielder Michael Essien of Ghana (L) takes part in a ceremony announcing his joining of the Indonesian football club Persib in Bandung on March 14, 2017. Essien has officially joined Indonesian football club Persib Bandung after months of lobbying, the club said on March 14. / AFP PHOTO / TIMUR MATAHARI

Mantan pemain sepak bola klub Chelsea Inggris, Michael Essien, bergabung bersama tim Persib Bandung. Digadang-gadang Essien dibayar mahal sampai 5 miliar rupiah. Selain itu ada pula artikel mengenai musim bunuh diri yang terjadi pada musim semi di Jepang.

Semua artikel ini terangkum dalam headline pilihan hari ini. Berikut adalah rangkuman selengkapnya.

1. Berapa Perkiraan Harga Michael Essien?

Persib Bandung mengontrak Michael Essien untuk menjadi pemainnya. Banyak pihak pun bertanya-tanya berapa kisaran bayaran yang diterima oleh Essien. Kompasianer Achmad Suwefi pun menuturkan beberapa fakta mengenai bayaran beberapa pemain bola terkenal di dunia.

Pemain yang selama sembilan tahun bersama klub Inggris, Chelsea ini, menurut situs transfermarkt.co, dihargai 680 ribu pound atau hampir 11 miliar rupiah. Ini menjadikannya sebagai pemain dengan gaji termahal di dunia sepak bola Indonesia. Nilai ini melewati harga Sergio van Dijk yang memiliki bayaran mencapai 298 ribu pounds atau mencapai 5 miliar rupiah.

Untuk kawasan ASEAN, bayaran termahal dipegang selain Hiberty adalah Teerasil Dangda, striker Timnas Thailand dengan bayaran mencapai 553 ribu pounds dari klubnya Muangthong United. Dengan bayaran tinggi tersebut Essien diharapkan mampu meningkatkan nilai jual Persib Bandung serta terjadi transfer ilmu dan teknik olah bola.

Selengkapnya

2. Musim Semi, Musimnya Bunuh Diri di Jepang

Sumber gambar: cbsnews.com

Memiliki pengalaman langsung di Jepang, Kompasianer Weedy Koshino bercerita tentang keterlambatan kereta yang akhir-akhir ini sering terjadi di Jepang, padahal biasanya negara tersebut terkenal dengan budaya on-timenya. Hal ini ternyata disebabkan oleh sedang banyak musim bunuh diri di Jepang. Kok bisa?

Weedy bercerita mengenai Jepang yang dari dulu sudah terkenal dengan kasus bunuh dirinya. Semakin ke sini, sayangnya kasus bunuh diri semakin banyak sampai pemerintah Jepang sangat sibuk berkampanye ketika musim semi tiba. Di saat datang musim yang paling indah dengan mekarnya bunga sakura, ironisnya di musim inilah tingkat stres juga paling tinggi.

Banyak hal yang menyebabkan bulan semi adalah musim dimana terjadi bunuh diri yang paling besar. Salah satunya adalah bulan April merupakan bulan "evaluasi". Yang bekerja akan dilihat performa kerjanya seperti target perusahaan sudah tercapai atau belum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline