Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Bahaya #SkipChallenge Tidak Main-main

Diperbarui: 12 Maret 2017   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#SkipChallenge yang viral di Instagram. Sumber: kompas.com

Beberapa hari belakangan ini beredar video viral di Instagram dengan tagar #SkipChallenge. Di video ini terlihat sekumpulan pelajar sekolah yang sedang melakukan sebuah tantangan. Namun, permainan skip challenge atau yang biasa disebut dengan pass-out challenge ini ternyata sangat berbahaya untuk kesehatan.

Tantangan permainan Skip Challenge dilakukan dengan menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa saat. Ini menyebabkan aliran darah ke otak terhambat dan membuat seseorang kekurangan oksigen sehingga mencapai fase "high", sampai ia kejang dan kehilangan kesadaran atau pingsan. Beberapa lama kemudian mereka akan kembali sadarkan diri.

Permainan ini menjadi perhatian untuk banyak orang. Para netizen yang melihat video ini di akun @lambe_turah bahkan berpendapat tantangan ini tidak ada gunanya sama sekali, serta sangat tidak etis untuk mempermainkan nyawa orang lain seperti itu. Permainan ini seperti sudah di luar batas kewajaran.

Walaupun sudah di lewat batas, menurut Mendikbud Muhadjir Effendy, banyak remaja yang ingin mencoba permainan skip challenge disebabkan oleh rasa penasaran dan ingin merasakan tantangan baru. Namun, tidak ada dari mereka yang memperhatikan dampak kesehatan bahkan kematian yang ditimbulkan dari Skip Challenge ini.

"Saya melihat permainan tersebut (skip challenge) hanya bersifat temporal sesuai perkembangan jiwa remaja yang suka coba-coba untuk mendapatkan pengalaman sensasional," ujar Muhadjir.

Karena video yang viral di media sosial tersebut banyak yang berlatar ruang kelas atau lingkungan sekolah, ia menghimbau untuk pihak sekolah agar lebih aktif dalam mengantisipasi penyebaran Skip Challenge di lingkungan sekolah. Walaupun menuai banyak kontroversi, tak jarang permainan ini kerap masih dilakukan para pelajar karena rasa penasaran tanpa menyadari bahayanya.

Dikutip dari Kompas.com, dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Siska Danny, menuturkan kekurangan oksigen di otak lebih dari 4 menit akan mengakibatkan rusaknya jaringan otak atau saraf pusat. Kemudian, menurutnya, karena jaringan saraf merupakan jaringan yang tidak mampu memperbaiki diri ketika rusak, maka jika sudah rusak, akan rusak selamanya.

Sebelum Skip Challenge ini tren di kalangan remaja Indonesia, ternyata permainan ini sudah lebih dahulu tenar di Amerika, bahkan sampai merenggut nyawa. Sepanjang tahun 1995-2007, sebanyak 82 media di AS melaporkan kematian akibat Skip Challenge ini. (sumber)

(FIA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline