Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Benarkah Film "Istirahatlah Kata-kata" Tidak Sesuai Ekspetasi?

Diperbarui: 21 Januari 2017   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: fastcompany.com

Dinginnya suhu tidak tidak menghalangi seseorang untuk beraktivitas. Setelah dipaksakan pergi ke luar, dirinya tak dibuat menyesal ketika menemukan ngarai dengan stalaktit es yang sangat indah ini.

Selain itu, terdapat pula artikel mengenai film Indonesia mengenai sosok aktivis Widji Thukul yang perdana diputar di bioskop 19 Januari 2017 kemarin. Film yang menjadi nominasi dan menerima banyak penghargaan ini mendapat berbagai tanggapan dari penonton dan pembaca setianya. Kedua artikel ini dirangkum dalam headline Kompasiana berikut ini.

1. Serunya Mendaki di Ngarai Ber-Stalaktit Es

Stalaktit es di hutan (dokumentasi pribadi)

Cuaca dingin bukan berarti membuat bermalas-malasan. Di tengah suhu dingin Jerman sekitar 3°C tapi belum turun salju, Kompasianer ACJP Cahayahati menceritakan pengalamannya hiking di sebuah ngarai. Ngarai ini memiliki keistimewaan karena stalaktit es yang menghiasi tebing-tebingnya.

Menurutnya, hiking di ngarai ini cenderung cukup mudah tetapi agak sedikit menegangkan karena licin sehingga harus melewatinya dengan alas kaki berpaku. Konon ngarai ini telah terbentuk sejak 15.000 tahun yang lalu, dimulai dari aliran keluar sebuah danau tapi kemudian semakin dalam dan melebar membentuk ngarai.

Namun di luar itu semua, pemandangan yang paling cantik adalah penampakan air terjun yang yang membeku sehingga seperti berhenti mengalir. Setelah salju turun, ngarai ini tidak hanya dipenuhi dengan stalaktit, tetapi juga stalagmit es. Baca selengkapnya di sini.

2. Tajudin, Penjual Cobek di Tangsel yang Jadi Korban Tuduhan Eksploitasi Anak

Tajudin keluar dari rutan didampingi pengacara dari LBH Keadailan Tangerang (Sumber: Kabar Banten)

Masih banyak kisah masyarakat menengah ke bawah yang didakwa oleh tuduhan yang sebenarnya ia lakukan karena himpitan ekonomi. Adalah kisah pilu dari Tajudin yang dituduh melakukan eksploitasi anak. Ia terpaksa membawa kedua anaknya berjualan cobek di Tangsel karena tidak mampu untuk menyekolahkan mereka.

Bila DKI Jakarta memiliki KJP (Kartu Jakarta Pintar) yang bisa digunakan untuk bantuan sekolah, maka Tajudin yang merupakan warga Padalarang, Jawa Barat tidak memiliki KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) untuk membantu pendidikan kedua anaknya.

Seharusnya Pemkab Bandung Barat dapat membantu mereka untuk memperoleh KJS agar kelak mendapat bantuan pemerintah yang merupakan hak mereka. Simak ulasan lengkapnya di sini.

3. Budi Daya Kentang Organik Menguntungkan Petani Gayo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline