Indonesia tidak lagi diragukan kemampuannya dalam cabang olah raga bulu tangkis. Negeri ini memiliki segudang nama anak bangsa yang siap harumkan nama Indonesia. Banyaknya nama-nama atlit bulu tangkis berkualitas ini membuat PBSI harus memikirikan matang-matang formasi baru yang akan diturunkan.
Bukan hanya kabar dari bulu tangkis, sepak bola negeri ini pun punya kabar tentang nama calon pelatih yang akan menakhodai timnas Indonesia, juga ke arah mana gaya bermain akan berkiblat. Semua ini terangkum dalam headline pilihan hari ini.
1. Ahsan/Rian Mulai Bertaji, Menanti Racikan Baru Tontowi/Gloria
Selagi menunggu pengukuhan Ketua Umum PBSI yang baru, Jenderal (purn) TNI Wiranto sudah mulai bergerak membenahi PBSI. Beberapa atlit senior pun dirotasi guna ikut membagikan pengalamannya kepada atlit junior. Hasilnya di turnamen China International Challenge, Indonesia berhasil mendulang gelar melalui pasangan baru Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro.
Pasangan ini mengalahkan unggulan kedua dari Thailand dengan memenangkan tiga set dari sistem angka sebelas poin. Selain Ahsan/Rian, pasangan senior Tontowi/Lilyana juga dipecah sementara. Tontowi dipasangkan dengan Gloria di nomor ganda campuran.
Tentu saja hal ini sesuai dengan tujuan PBSI agar pemain senior juga turut memberi masukan pada pemain junior agar terus berkembang. Meski demikian, pemasangan ini tidak berlangsung secara permanen melainkan hanya dalam kurun waktu tertentu. Di Asia Games tahun depan, Tontowi dipastikan akan kembali berpasangan dengan Lilyana Natsir.
2. Gagalnya Komponen Sekolah, Sebab Utama Penganiayaan di Sekolah
Belum lama ini terjadi kasus penganiayaan senior kepada juniornya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran yang menyebabkan korban meninggal dunia. Kejadian ini bukan pertama kalinya, bahkan seolah kasus kekerasan yang melibatkan senior ini sudah menjadi hal lumrah.
Jika ditilik lebih dalam, faktor penyebab terjadinya kekerasan ini salah satunya adalah kegagalan komponen sekolah seperti kepala sekolah, guru dan komite sekolah yang lain. Harus ada pendidikan karakter di sekolah yang menuntut siswa untuk mengejar prestasi lebih baik.
Pasalnya seiring dengan waktu karakter generasi bangsa pun sedikit demi sedikit terkikis. Dan dari situlah benih-benih kekerasan muncul bahkan harus mengorbankan jiwa orang lain.
3. Gempanesia, Negeri Gempa di Khatulistiwa
Indonesia, sebuah negeri kepulauan yang berada di lintang khatulistiwa. Konon cerita negeri yang subur dan makmur. Bahkan grup penyanyi lawas "Koes Plus" dalam lirik lagunya menukilkan tentang negeri tanah surga yang tongkat kayu bisa jadi tanaman. Tapi sayangnya Koes Plus lupa menambahkan sebait lirik yang mengisahkan tentang negeri gempa yang perlu waspada dan siaga.
Ada yang menarik dari buku The Geology of Indonesia, buku ini mendokumentasikan tentang beberapa kejadian gempa bumi yang pernah terjadi di tanah Hindia Belanda. Distribusi beberapa kejadian gempa bumi kuat yang berdampak pada munculnya gelombang besar, kemudian dikenal dengan istilah tsunami. Selain itu, Van Bemmelen sudah memetakan peta gempa (seismic map) setelah gempa Jawa pada 23 Juli 1943. Gempa Jawa tahun 1943 merupakan salah satu gempa yang merusak, terdokumentasikan dengan baik. Peta gempa ini menjadi penting bagi pemerintah Hindia Belanda untuk merancang infrastruktur yang tahan gempa seperti jembatan, waduk, terowongan dan rel kereta.