Prolog :
Dua frasa itu, sesungguhnya sudah saya perjuangkan sejak tulisan terakhir pada bulan Desember 2019. Sejak bulan Desember itulah, mengalami kendala setiap akan log in. Sempat komunikasi dengan pihak pengelola, tapi karena kesibukan menyelesaikan pekerjaan, maka menulis dan membaca di blogg ini menjadi kian menjauh, tak sempat lagi berusaha memulihkan akun. Sampai pada saatnya, ketika kegiatan pembelajaran diadakan dari rumah. Pikiran saya langsung terbetik , selain kerja dari rumah, saya teramat rindu menulis dan kangen membaca pada blogg saya ini. Bergegas saya meminta bantuan teman yang lebih ahli di bidang IT. Berkat kebaikan teman saya, akhirnya saya dapat mengobati kerinduan saya ini. Akun saya pulih kembali. Terima kasih semesta.
Di tengah kecamuk Virus Covid-19 atau Virus Corona yang melanda daerah kita dan berbagai belahan dunia lainnya, tak ada yang lebih baik dari apa yang sudah diimbau pemerintah untuk tinggal di rumah sesuai ketentuan yang ada.
Awalnya, ada kegamangan, bisakah untuk tetiba mesti diam di rumah, karena selama ini selalu mengawali hari dengan suka cita berangkat ke sekolah, mengajar dan belajar bersama siswa yang selalu dinamis dan memberi warna tersendiri dalam hidup ini?
Ternyata, keadaan membuat diri mampu menyiasati dan berdamai dengannya. Semua dapat berlangsung sesuai yang diharapkan, walaupun juga tidak maksimal.
Berbagai respon terjadi pada keluarga saat orang tua mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. Sangat terasa bagi orang tua yang anaknya masih di SD. Sungguh, tak mudah untuk bersabar dengan anak sendiri saat mendampingi mereka belajar, terutama bagi yang jarang melakukannya. Maka, peran guru di sekolah mungkin mulai lebih dipahami oleh para orang tua. Guru di sekolah mengajar lebih dari satu anak. Jika bukan passion tak akan bertahan hingga saat ini.
Sebagai orang tua, mungkin ini adalah momen terbaik keluarga untuk dapat saling mendengarkan kata hati anak-anak yang selama ini tersisihkan atas nama kesibukan kerja.
Selain mengerjakan beberapa tugas dari belajar on line, ada baiknya mengajak anak-anak untuk menuliskan keinginannya, harapannya, pengalamannya, atau apa saja selama belajar di rumah. Ini juga satu bentuk tetap terjaganya budaya literasi dalam keluarga.
Caranya sederhana . Berikan mereka satu buku tulis dan mereka dapat menuliskan apa saja yang ingin mereka tuliskan. Tak perlu banyak halaman. Isinya bisa perasaan dia belajar di rumah, atau kerinduannya pada teman. Atau apa saja. Kita dapat mengapresiasi tulisan mereka, membaca dan mendengarkan bersama-sama di sore hari, tanpa menjudge isinya.