[caption caption="tribunnews.com"][/caption]
Jokowi menunjuk sembilan perempuan untuk menjadi anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK. Hal ini sempat mengejutkan publik, pasalnya ini adalah kali pertama pemerintah membiarkan perempuan mendominasi proses pemilihan ketua KPK. Kesembilan anggota pansel yang kerap disebut Sembilan Srikandi ini bertugas untuk memilih Ketua KPK Tahun 2015. Mereka terdiri dari berbagai disiplin ilmu antara lain, Moneter, Hukum dan HAM, Teknologi, Psikologi, Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi, Analisis Peraturan Perundang-undangan, dan Sosiologi Korupsi. Akankah para Srikandi ini mampu memilih Ketua KPK dan siap mengemban amanahnya di tahun 2015? Kita lihat saja.
KPK merupakan Institusi yang harus kita bela dan kita awasi kinerjanya bersama. Bagaimana tidak? Dengan otoritas terbatas, SDM dan fasilitas, KPK harus memberantas sebuah penyakit yang sudah mendarah daging dalam birokrasi di negeri kita, yaitu korupsi. Tidak hanya itu, dengan segala keterbatasannya, serangan dari berbagai lini pun terus berdatangan.
Pada dasarnya, hukum tidak melihat jender, kualitas dan kuantitas personalnya lah yang menentukan.
Tim Pansel adalah kunci. Mengapa demikian? Sebab peran penting kredibilitas KPK ditentukan oleh kualitas pimpinannya. Dan setiap para calon pemimpin KPK tentunya akan diseleksi oleh Tim Pansel itu sendiri.
1. 9 Srikandi untuk Pansel KPK
[caption caption="http://nasional.kompas.com/"]
[/caption]
Muthiah Alhasany menilai bahwa ada kelebihan-kelebihan khusus yang menjadi alasan mengapa Jokowi harus memilih perempuan. (1) Perempuan lebih teliti. Pada umumnya perempuan memiliki ketelitian yang sangat tinggi. Perempuan memperhatikan setiap detail yang ada, sehingga bisa dipastikan tidak ada sesuatu pun yang luput dari perhatian perempuan. (2) Perempuan lebih luwes Pembawaan perempuan yang cenderung halus dan feminin akan membuat lawan bicara merasa lebih rileks dan nyaman. Perempuan dapat membawa lawan bicaranya sesuai dengan kehendaknya tanpa merasa diintimidasi dan minim dari ketegangan. (3) Perempuan memiliki intuisi yang tajam. Perempuan yang baik dan cerdas biasanya memiliki intuisi atau firasat yang tajam. Jika ada yang sesuatu yang salah, ia akan segera merasakannya. (3) hal sederhana ini cukup penting untuk melihat apakah seseorang itu memiliki karakter yang dibutuhkan oleh KPK sebagai pejuang anti korupsi yang tak kenal menyerah. Dengan kelebihan-kelebihan itulah kita juga mengharapkan Pansel dapat memilih orang-orang terbaik agar kinerja KPK kembali prima untuk memberantas korupsi yang masih merajalela di negeri ini.
2. Mengapa Pansel KPK Harus Perempuan?
Yang terpenting adalah kredibilitasnya. Artinya, para calon harus profesional dan non partisan. Ini penting, karena dalam mengemban sebuah tugas berat dibutuhkan seorang yang secara latarbelakang mumpuni dan kualitas dibidang yang ia geluti sudah teruji. Wasiat Kumbakarna juga melihat bahwa keputusan Jokowi dalam memilih Perempuan sebagai Tim Pansel adalah keputusan yang berani dan perlu.
3. Kritik Kesembilan Srikandi Pansel Capim KPK
Setiap keputusan tentun ada Pro dan Kontra. Itu wajar saja, selama dalam menyampaikan kritiknya tidak berlebihan atau cenderung menjelek-jelekan. Hampir banyak Kompasianer yang mengupas tuntas mengenai kelebihan-kelebihan dari aspek jender, namun ada pula yang mengulik kekurangannya. Kritik tersebut diantaranya adalah, bahwa ada masa-masa tertentu di mana emosional perempuan bisa tidak labil. ini dikhawatirkan akan menganggu sedikit kinerjanya. Pakde Kartono jeli dalam melihat celah kelemahan 9 Skrikandi tersebut.
4. Alasan Kenapa Panitia Seleksi Pimpinan KPK Perlu di Dukung
Putu Djuanta, memberikan alasanya kenapa 9 Srikandi itu harus didiukung, dengan segala kredibilitas dan komitmen yang telah dimiliki para anggotanya. Ia mengutarakan pengalaman ketika dipimpin oleh Destri Damayanti. Menurutnya, beliau merupakan figur yang selain cerdas juga sederhana.