Kompasianer, pernahkah kamu mendengar istilah real food? Atau mungkin kamu sudah mulai mengonsumsi makanan-makanan yang tergolong real food?
Untuk sekadar diketahui, real food adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan makanan yang alami, tidak diproses berlebihan, dan tidak mengandung bahan tambahan buatan seperti pengawet, pewarna, atau pemanis buatan.
Makanan ini biasanya dalam bentuk yang mendekati bentuk aslinya (minim proses pengolahan) dan bebas dari bahan kimia atau zat tambahan sintetis.
Pasalnya, karakter real food itu sendiri memang minim proses pengolahan, bebas dari zat tambahan buatan, kaya gizi, hingga bebas gula tambahan.
Dari karakteristik demikian, maka real food sering kali dikaitkan dengan pola makan sehat karena mengandung lebih banyak nutrisi, serat, dan antioksidan dibandingkan makanan olahan.
Nah, Kompasianer, apakah kamu mulai mengonsumsi makanan-makanan yang tergolong real food? Sejak kapan kamu mengonsumsinya?
Apa yang membuatmu tertarik untuk mencoba real food? Apakah kamu merasakan perubahan dalam kesehatan atau gaya hidup setelah beralih ke real food?
Apakah real food ini juga kamu sajikan jadi makanan utama di rumah untuk keluarga? Bagaimana pula kamu mengenalkan real food kepada anak-anak dan lansia?
Apakah kamu pernah mencoba membuat menu real food yang praktis dan cepat? Maukah kamu membagikan tips atau resepnya?
Yuk, berbagi opini, pengalaman, hingga tips terkait real food di Kompasiana. Jangan lupa untuk tambahkan label Real Food pada tiap konten yang kamu buat, ya!