Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana

TERVERIFIKASI

Akun Resmi

Destinasi Wisata Berbasis Masyarakat Lokal, Memangnya Bisa?

Diperbarui: 19 Desember 2023   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar hasil olahan Kompasiana (dok. KOMPAS.com dan dok. Yustisia Kristiana)

Kompasianer, mau liburan ke mana akhir tahun ini? Pernah berencana mengunjungi lokasi ekowisata berbasis masyarakat lokal? Hmm.. seperti apa ya ekowisata berbasis masyarakat lokal itu?

Coba diingat-ingat, apakah destinasi wisata yang pernah kamu kunjungi memberi manfaat bagi penduduk di sekitarnya? Atau bisa juga dibalik, sejauh apa komunitas di sekitar situ terlibat aktif dalam pengembangan destinasi wisata?

Kali ini Kompasiana berkolaborasi dengan Kompasianer Yustisia Kristiana untuk menantang kamu berbagi cerita, pandangan dan gagasan mengenai pentingnya peran masyarakat lokal dalam pemajuan pariwisata berkelanjutan.

Menurutmu, bagaimana pelibatan masyarakat lokal penting bagi pariwisata yang berkelanjutan? Misalnya demi mempertahankan alam yang tetap lestari, terhindar dari eksploitasi, kebudayaan yang diestafetkan, atau persaingan usaha yang sehat?

Yustisia Kristiana merupakan Ketua Program Studi Usaha Perjalanan Wisata dan Pariwisata Universitas Pelita Harapan (UPH). Di UPH ia mengajar mata kuliah Ekowisata, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Jasa, Pengantar Pariwisata, serta Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan.

Berpengalaman mengajar selama 18 tahun, Yustisia telah menerbitkan berbagai publikasi karya ilmiah. Tak ketinggalan, dia juga menghasilkan sebuah karya buku berjudul "Buku Ajar Studi Ekowisata".

Perhatian Yustisia terhadap pewujudan pariwisata berkelanjutan di Indonesia dilatarbelakangi oleh keyakinannya terhadap pentingnya peran krusial masyarakat lokal dalam berkolaborasi dengan pemerintah, akademisi, media, dan wisatawan itu sendiri.

Namun, masyarakat lokal juga perlu mendapat edukasi sehingga dapat optimal menjalankan perannya, terutama dalam pengenalan nilai lokal dan pengembangan potensi ekonomi. Di sisi lain, masyarakat lokal juga perlu diberi dukungan. Tetapi dukungan seperti apa?

Menurut Yustisia, Desa Nglanggeran di Yogyakarta bisa menjadi contoh praktik yang baik. Dikelola oleh Sugeng Handoko, desa wisata alam di Daerah Istimewa Yogyakarta berhasil memberikan manfaat kepada masyarakat lokal. Maka tak heran jika Sugeng berhasil mendapatkan tanda kehormatan Satyalancana Kepariwisataan pada Agustus 2023 lalu.

Nah Kompasianer, bagaimana pendapatmu mengenai pariwisata berkelanjutan kita saat ini? Seberapa jauh masyarakat lokal terlibat dan mendapatkan manfaat? Desa wisata apa yang pernah kamu kunjungi? Bagaimana kesanmu saat berkunjung ke sana? Siapa sosok "hero" di baliknya? Edukasi dan dukungan apa yang menurutmu dibutuhkan oleh masyarakat lokal?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline