Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana

TERVERIFIKASI

Akun Resmi

Omset UMKM Melempem, Benarkah Daya Beli Masyarakat Indonesia Turun?

Diperbarui: 11 Agustus 2023   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pelaku UMKM. (Diolah Kompasiana dari foto: KOMPAS/DEFRI WERDIONO)

Apakah Kompasianer sedang dalam fase terus-terusan menanti gajian dan menahan jajan? Atau lesu karena usaha sedang sepi orderan? Atau malah bingung karena lamaran kerja tak kunjung dapat panggilan?

Itulah yang mungkin sedang kita rasakan belakangan ini. Secara teori, Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mengungkapkan pada Juni 2023, ada kemungkinan masyarakat mulai menahan belanja. Bahkan ada juga lapisan masyarakat yang mulai mengalami pelemahan daya beli. Bahkan belum pulih pasca Idul Fitri.

"Dengan demikian, masyarakat kini lebih menyusun skala prioritas. Ini bisa menjadi hambatan pemulihan konsumsi," ungkap Bhima, seperti dikutip dari KONTAN.

Belum lama ini seorang pelaku UMKM di Bandung curhat di Twitter, "Temen-temen usaha F&B UMKM di Bandung lagi panik, omzet drop. Tiap 1 jam sekali upload konten," tulis akun @‌djfarezki.

Meski begitu, pasti Kompasianer punya kawan yang sedikit-sedikit jajan, sedikit-sedikit beli kopi susu gula aren. Tetangga juga masih sering menerima paket belanjaan. Karenanya, kadang kita merasa, pola konsumsi di negeri ini tak parah-parah amat. Jadi, apakah betul daya beli melemah?

Kompasianer, bagaimana kamu menganalisis indikasi daya beli masyarakat Indonesia yang melemah? Bagaimana pengalamanmu mengatur belanja rumah tangga? Adakah anggaran yang dikurangi?

Kira-kira apa penyebab pelemahan daya beli ini? Apakah karena inflasi, minimnya serapan tenaga kerja di sektor formal, makin banyaknya penawaran produk dari sektor informal, atau yang lainnya?

Optimisme apa yang bisa sarikan dari situasi ini? Terutama karena Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh tinggi pada kuartal II-2023 sebesar 5,17% (yoy), di atas perkiraan analis pasar.

Silakan tambah label Daya Beli Turun (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline