Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana

TERVERIFIKASI

Akun Resmi

BRIN dan Nasib Ilmuwan Kita

Diperbarui: 8 Agustus 2022   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penelitian pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia. (Diolah kompasiana dari sumber: SHUTTERSTOCK/Blue Planet Studio)

Belakangan ini sempat beredar kabar tentang pemberhentian sejumlah ilmuwan imbas diintegrasikannya Lembaga Eijkman ke BRIN.

Sesungguhnya tak hanya Lembaga Eijkman yang diintegrasikan ke BRIN. Ada 4 lain seperti Batan, BPPT, LIPI, dan Lapan.

Rencana ini mendapat reaksi keras dari sejumlah kalangan ilmuwan, akademis, dan tenaga riset. Pasalnya, keputusan ini dinilai menghambat perkembangan riset dan ilmu pengetahuan.

Karena, bukannya tak mungkin bila gelombang pemberhentian tenaga riset dan ilmuwan akan terjadi lagi dalam waktu dekat. Selain itu, sejumlah penelitian yang tengah berlangsung juga berisiko terkendala.

Bagaimana pendapat Kompasianer mengenai peristiwa ini? Jika kamu bekerja di bidang keilmuan dan riset, apa pandanganmu?

Atau kamu sempat punya keinginan menjadi ilmuwan ketika kecil? Bagaimana kamu memproyeksikan karier sebagai ilmuwan di Indonesia?

Ilmuwan memang tidak sepopuler profesi lainnya. Tetapi sepeninggal BJ. Habibie, dunia riset teknologi dan keilmuan seperti mendapat angin segar dengan didukungnya lembaga-lembaga seperti Eijkman.

Bagaimana level kesejahteraan yang kamu harapkan diterima oleh para ilmuwan dan periset ilmu pengetahuan? Bagaimana apresiasi negara dan orang-orang di sekitarmu terhadap profesi tersebut?

Bagaimana responsmu dengan kabar terakhir yang menimpa Lembaga Eijkman, BPPT, Batan, Lapan, dan LIPI? Silakan tambah label BRIN pada tiap konten yang dibuat.

Optimasikan kontenmu di Kompasiana!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline