Menurut Kompasianer, mana yang lebih membuat sakit hati? Saat diberi harapan palsu oleh pujaan hati atau saat ia memutuskan untuk tak menerima cintamu?
Keduanya tentu sama-sama sakit. Bedanya, yang pertama adalah pertanda bahwa kamu harus stop dan segera move on. Sedangkan yang kedua, kamu hanya digantung tanpa status.
Meski begitu, banyak orang yang tetap menyukai hubungan tanpa status (HTS). Mungkin bagi orang-orang tersebut, HTS-an membawa secercah harapan supaya suatu hari nanti mereka punya kesempatan dianggap sebagai kekasih resmi.
Padahal, HTS-an itu bikin bingung. Mau memanggil "sayang", tidak bisa. Kalau Si Dia cuek, kita juga nggak boleh marah. Kan bukan siapa-siapa. Di depan orang lain, malah cuma dianggap teman, kakak, atau adik. Duh! Makan ati.
Kompasianer, apakah kamu pernah terjebak dalam kondisi seperti itu? Bagaimana kamu terbebas?
Atau jangan-jangan kamu adalah orang yang punya banyak fans dan memiliki "banyak orang spesial" dalam hidup yang kamu HTS-in? Ehem. Kan penulis itu katanya karismatik ya. Apalagi kalau suka menulis puisi, banyak penggemarnya nih.
Silakan tambah label Hubungan Tanpa Status (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat lewat subkategori "Love".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H