Memiliki pasangan untuk berbagi, berkeluh kesah, hingga membangun mimpi bersama memang terasa indah. Bersamanya, kamu serasa memiliki alasan untuk membenahi diri, menata hidup dan belajar menerima dirinya sepenuh hati.
Tapi, bagaimana jika ternyata pasanganmu tidak mengeluarkan usaha yang sama besarnya seperti yang kamu lakukan? Tanpa sadar kamu yang terus berusaha, kamu yang mengalah, kamu yang harus lebih baik lagi dan lagi. Tanpa sadar kamu tenggelam dalam situasi "Toxic Relationship".
Pernah berada di situasi tersebut dan akhirnya bisa lepas? Atau, apakah kamu masih berada di dalamnya dan merasa sayang melepas hubungan yang terjalin lama karena mimpi yang sudah telanjur dibangun?
Ceritakan pengalaman Kompasianer tentang "Toxic Relationship" versi kamu.
Siapa tahu ceritamu bisa menjadi referensi dan menginspirasi pasangan yang sedang berada pada situasi yang sama.
Tulis pengalaman, opini, tips mengenai topik ini dengan menambahkan label Toxic Relationship (dengan spasi) dalam setiap konten yang kamu buat.
Buat Kompasianer yang tertarik dengan isu ini, bisa juga menyimak pembahasan "Toxic Relationship" di IG @my.kindoflife loh.
