Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana

TERVERIFIKASI

Akun Resmi

Anjay, Kita Memang Berbudaya dan Berbahasa

Diperbarui: 4 September 2020   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi diolah dari shutterstock

Tiba-tiba kata "anjay" jadi menjadi perbincangan lantaran Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mengeluarkan seruan penghentian penggunaan kata tersebut. Menurut Komnas PA, "Anjay" termasuk dalam kekerasan verbal dan dapat dipidanakan.

Tetapi, ketentuan itu berlaku apabila diksi yang digunakan dalam satu kalimat bertujuan untuk merendahkan yang digunakan atau bermakna merendahkan martabat seseorang.

Kendati begitu, seruan Komnas PA ini sebenarnya mengingatkan atas fenomena berbahasa kita yang sudah berlangsung sejak lama, terutama memelesetkan kata.

Misalnya, pada era 80 hingga 90-an generasi muda waktu itu mafhum dalam menyebut kata "mobil" dengan "boil", "sepatu" dengan "sepokat", "pacar" disebut "bokin", dan pelesetan-pelesetan bahasa lainnya.

Ini hanya contoh kecil saja. Belum lagi kalau kita berbicara bahasa-bahasa di daerah lain mengingat kita memang memiliki ragam budaya dan bahasanya.

Kompasianer, bagaimana sih sebenarnya kata "anjay" menurut kamu? Bagaimana pula kamu menilai ungkapan slang pergaulan lainnya yang juga banyak digunakan pada beberapa bahasa daerahmu.

Bagaimana juga kamu menilai seruan KPAI? Ceritakan, yuk! Bagikan opini atau cerita kamu terkait hal ini di Kompasiana dengan menyertakan Komnas PA dan Anjay (menggunakan spasi) pada tiap konten yang kamu buat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline