Pernah merasa asing dengan nama-nama caleg pada daerah pemilihan (dapil)? Bisa jadi ada 2 alasan kemungkinannya: kurang efektifnya kampanye si caleg atau caleg tersebut adalah "pendatang", alias caleg yang berdomisili di luar wilayah dapil. Ia mencalonkan diri lantaran ditugaskan oleh partainya.
Tentu ini bukan hal baru, sebab, biar bagaimanapun partai membutuhkan suara supaya lolos parlementary treshold (PT) sebesar 4 persen. Menyebar daerah pemilihan para kader merupakan strategi parpol demi memenuhi kuota PT semaksimal mungkin.
Meskipun belum kenal, tetapi belum tentu caleg "pendatang" itu memiliki kualitas buruk. Bisa jadi caleg tersebut malah bisa menjadi alternatif positif bila di sebuah wilayah tak memiliki calon yang kompeten.
Jadi bagaimana tanggapan Kompasianer terkait caleg pendatang? Apakah masih tetap cenderung mempercayakan pilihan pada caleg lokal? Sampaikan opini/pendapat Kompasianer pada laman Pro-Kontra: Caleg Pendatang adalah Alternatif!
#ProKontra: Jadi bagaimana tanggapan Kompasianer terkait caleg pendatang? Apakah masih tetap cenderung mempercayakan pilihan pada caleg lokal?
Sampaikan opini Kompasianer di sini: https://t.co/nFgaKdHlIw pic.twitter.com/5rTyWFy8AR--- Kompasiana (@kompasiana) March 5, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H