Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana

TERVERIFIKASI

Akun Resmi

[Topik Pilihan] Ketika Air Baku Kian Tercemar

Diperbarui: 9 Februari 2019   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang warga di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tengah membuang hajat di sebuah bilik semi permanen di bantaran Kalimalang, Rabu (26/12/2018) siang. (KOMPAS/RYAN RINALDy)

Gemerlap Ibu Kota Jakarta rupanya masih menyimpan persoalan mendasar terkait sanitasi dan akses terhadap air bersih. Kualitas sumber air baku Kali Malang dinyatakan masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dua kali pengambilan sampel oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tahun 2018 menemukan setidaknya ada 390.000 jumlah sel E. coli tinja pada 100 milimeter air Kali Malang. Sedangkan batas toleransi yang ditetapkan untuk air layak minum ialah 1000 konsentrasi sel pada setiap 100 ml. Padahal air dari Kali Malang hingga kini diandalkan sebagai sumber air minum warga Jakarta dan sejumlah wilayah di Bekasi.

Sebagaimana kita ketahui, ketersediaan air bersih merupakan hal mendasar bagi kehidupan setiap orang. Tetapi kelayakannya masih menjadi persoalan sampai saat ini. Selain problem pencemaran, masalah lainnya masih kerap kita hadapi, seperti distribusi air yang belum sistematis, mekanisme penyerapan air, hingga limbah akibat gaya hidup warga.

Harus kita akui, pengelolaan air kita belum berjalan baik. Diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk menciptakan air baku yang layak konsumsi. Selain pemerintah dan pihak swasta, perlu pula kesadaran dari warga di sekitar bantaran sungai yang sehari-harinya memanfaatkan kali sebagai tempat mandi, mencuci pakaian, hingga membuang hajat.

Kompasianer, bagaimana tanggapanmu terhadap masalah-masalah yang menjadi faktor kian cemarnya air baku di wilayahmu? Adakah tips yang bisa dibagikan demi pengelolaan air yang lebih baik demi kesehatan warga umum? Sampaikan opini/reportase terkiat topik berikut dengan menambahkan label PengelolaanAir (tanpa spasi) pada setiap artikel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline