Pada Asian Games 2018 di Jakarta, cabang Esports masuk dalam pertandingan eksibisi dan berlangsung sukses. Komite Olahraga Internasional pun merestui olahraga elektronik dipertandingkan di Sea Games 2019.
Setidaknya ada kurang lebih 50 juta pemain gim di Indonesia. Menurut Presiden IESPL Giring Ganesha, sebanyak 60 persen di antaranya gemar menyaksikan pertandingan gim.
Melihat begitu besarnya massa dan antusias yang didapat, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi berencana lebih menggiatkan kompetisi olahraga elektronik. Kelanjutannya, kurikulum mengenai olahraga elektronik pun akan disusun dan disebarkan sebagai pengetahuan formal tingkat sekolah menengah.
Namun, ini langsung mendapat reaksi ketika ada anggaran yang disiapkan sekitar Rp 50 miliar guna mendorong kompetisi cabang olahraga elektronik ini di level SMA. Sebab sebagai cabang olahraga, Esports butuh intelektualitas dan kecerdasan mumpuni. Dan itu dihasilkan dari kalangan muda yang terdidik.
Apakah dengan dimasukkannya cabang olahraga Esports pada kurikulum bisa membentuk habitus remaja yang lebih menyukai mempelajari gim daripada pelajaran lainnya? Sampaikan opini/pendapat Anda terkait topik ini dengan menambahkan label KurikulumEsports (tanpa spasi) pada setiap artikel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H