Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana

TERVERIFIKASI

Akun Resmi

Ngobrol Bareng Dua Srikandi Industri Transportasi di Kompasianival 2018!

Diperbarui: 6 Desember 2018   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Kompasiana

Tergolong ke dalam kelompok rentan, perempuan ialah salah satu kategori yang konon memiliki tantangannya sendiri ketika memutuskan untuk berkarya.

Tetapi tak sedikit di antaranya yang memang suka, bahkan mengabdikan diri pada bidang tertentu yang menurut orang lain tak lazim bagi perempuan. Dan banyak pula, yang malah menorehkan sejarah yang bermanfaat bagi sesamanya manusia. Itu adalah kabar baik untuk kita semua. Sebagai pengingat kepada semua generasi bahwa perempuan kita berjaya.

Kurang dari 85 hari lagi Warga Jakarta dan sekitarnya dapat menikmati transportasi umum yang mampu membelah kemacetan Jakarta dengan teknologi paling mutakhir di bidangnya. Iya betul, kereta bawah tanah atau yang sering disebut Mass Rapid Transit (MRT) dan sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi Moda Raya Terpadu akan segera meluncur di perut ibukota.

Sumber: https://www.jakartamrt.co.id/

Tapi tahukah kamu bahwa seluruh pengerjaan konstruksi MRT Jakarta berada di bawah tangan dingin seorang perempuan? Dia adalah Silvia Halim. Pulang ke Indonesia setelah 12 tahun berkarya di negeri singa, Bu Silvi, begitu ia di sapa, langsung memandu mega proyek MRT Jakarta. Dengan titel Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, tugas Bu Silvi memang cukup menantang, yaitu memastikan pekerjaan konstruksi berjalan lancar dan selesai tepat waktu sehingga dapat digunakan dengan baik oleh publik.

Sebagai pemimpin para pekerja MRT Jakarta yang didominasi oleh laki-laki tidak membuat Bu Silvi merasa risih. Menurutnya,  dalam melakukan sesuatu tidak dikota-kotakkan apakah itu untuk perempuan atau laki-laki, namun suatu pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan cara yang seharusnya.

Anggaplah Bu Silvi sebagai srikandi di darat, sekarang kita menatap ke atas langit. Ternyata ada lagi srikandi yang berkarya di udara. Dia adalah Esther Gayatri Saleh. Mungkin tak ada yang mengira perempuan mungil ini ternyata adalah seorang pilot dengan jam terbang yang cukup tinggi.

 Awalnya, ia sempat ditolak oleh sekolah penerbangan di Indonesia karena tinggi badannya yang kurang. Kemudian ia menguji peruntungan sekolah di  School of Aviation, Phoenix, Amerika Serikat yang mengantarnya menjadi satu-satunya pilot uji perempuan di Indonesia.

dok.Kompasiana

Menjadi seorang pilot uji yang menerbangkan pesawat stereotype untuk pertama kali tidak mudah. Nyawa taruhannya dan juga nama baik negara. Ia telah menerbangkan pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia mulai dari CN 235 hingga, N219 alias pesawat Nurtanio. Di usia ke-56 tahun ini, perempuan berambut pendek ini pun tidak berpikir untuk pensiun, ia akan terus menekuni dunia penerbangan yang ia cintai hingga takdir Tuhan ditentukan.

Nah Kompasianer, penasaran dengan cerita kedua srikandi yang jaya di darat dan udara? Makanya malam mingguan bersama di Kompasianival 2018, Sabtu 8 Desember di Avenue of The Stars Lippo Mall Kemang. Kedua srikandi ini akan ngobrol bareng pada pukul 18.45 WIB. Jangan sampai ketinggalan ya!

Segera daftarkan diri kamu jadi peserta Kompasianival 2018. Informasi lebih lengkap kunjungi Kompasianival.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline