Dinas Pendidikan Kota Blitar, Jawa Timur, akan mengeluarkan surat edaran tentang pelarangan guru-guru di sekolah untuk tidak lagi memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada murid-muridnya. Surat edaran itu diharapkan para murid memiliki banyak waktu belajar soal pendidikan karakter lingkungan keluarga dan masyarakat.
"Pelajaran seklah kami harap selesai di sekolah. Siswa juga butuh belajar di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sekarang banyak siswa yang tidak bisa membedakan mana daun salam mana daun kunyit. Pendidikan seperti itu hanya ada di lingkungan keluarga," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar M Sidik, seperti dikutip dari kompas.com.
Kabar ini banyak diapresiasi oleh sebagian masyarakat. Bahkan, banyak yang menilai kebijakan seperti ini tidak hanyak diterapkan di Blitar Jawa Timur, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Kompasianer, bagaimana tanggapan Anda mengenai kebijakan tidak ada PR di rumah. Apakah ini langkah tepat untuk membangun karakter si anak, atau justru sebaliknya? Atau mungkin Anda punya cara tersendiri untuk mendidik karakter anak yang ingin dibagikan ke khalayak?
Silakan tuliskan kesemua tanggapan, opini, atau tips-tips Anda di Kompasiana dengan mencantumkan label SEKOLAH TANPA PR (tanpa spasi) di setiap artikelnya.
