Sudah hampir setengah bulan umat muslim di dunia menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Beragam cerita menarik tentu muncul selama setengah bulan ini.
Bagi umat muslim di Indonesia, cerita berpuasa bersama keluarga adalah yang paling istimewa. Bercerita bagaimana mereka bercengkrama dengan keluarga sembari menanti waktu berbuka.
Namun bagaimana dengan mereka yang puasa di negara lain? Beda lokasi tentu beda cerita serta budaya dan akan sangat menarik untuk melihat bagaimana tradisi ramadan setiap tahunnya di belahan negara lain.
Untungnya, para penulis di Kompasiana bukan hanya berasal dari Indonesia. Tidak sedikit dari mereka yang ada di negara lain yang rela meluangkan waktu mereka untuk menulis dan berbagi cerita. Nah, berikut ini adalah 4 ulasan melihat suasana bulan Ramadan di belahan negara lain yang dituliskan oleh Kompasianer.
1. Inilah Tradisi Ramadan di Mesir
Mesir seperti halnya Indonesia, mayoritas penduduknya memeluk agama islam. Bulan Ramadan di negara ini selalu disambut dengan sangat meriah. Dan menurut Kiara Wael Ramadan yang jatuh pada musim panas jauh lebih ramai dibandingkan jika jatuh saat musim dingin dan suasana kota menjadi lebih hidup.
Di Mesir, ada beberapa tradisi yang sangat unik. Pertama adalah tradisi memasang lampu Fanous. Lampu Fanous adalah lampu seperti lampion yang dipasang di balkon rumah ketika Ramadan. Saat memasuki bulan Ramadan ada banyak sekali penjual lampu ini di sana. Bentuk dan ukurannya beraneka ragam dan terbuat dari timah dan rangkaian kaca warna warni.
Kemudian ada juga tradisi memasang lampu dan hiasan di jalan. Dengan lampu ini jalanan di Mesir terlihat lebih meriah saat Ramadan. Kemudian ada juga tradisi yang sama dengan di Indonesia yaitu tradisi buka puasa bersama, dan banyaknya sinetron Ramadan di stasiun televisi lokal.
Di Mesir, buka bersama biasanya dilakukan di ruang terbuka dengan menggunakan tenda. Dan makanan yang disediakan biasanya adalah jus, air mineral, roti, ayam dan buah-buahan. Ada juga tradisi pembagian sedekah yang dilakukan pada hari Jumat dengan mendatangi rumah-rumah orang yang kaya.
2. Suasana Bulan Ramadhan di Bahrain
Setelah Mesir, negara yang juga memiliki jumlah penduduk muslim yang cukup besar adalah Bahrain. Bulan Ramadan tahun ini ternyata jatuh pada musim panas. Menurut Sahrudin suhu di sana bisa mencapai 40 derajat celcius di siang hari dan 30 derajat di malam hari. Kemudian di sana waktu berpuasanya cukup panjang yakni sekitar 15 jam. Buka puasa pada pukul 18.30 dan imsak sekitar 03.15.
Ternyata di Bahrain, jam kerja yang diberlakukan perusahaan pada umat muslim saat Ramadan adalah rata-rata 6 jam. Mulai masuk jam 8 pagi hingga 2 siang bergantung kebijakan perusahaan masing-masing.
Kemudian, tradisi Ramadan yang ada di Bahrain juga tidak jauh berbeda dengan Mesir. Di Bahrain, selama Ramadan jalanan akan dihiasi lampu-lampu cantik dan menarik. Menandakan bahwa Ramadan adalah bulan mulia yang disambut dengan kemeriahan.