Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana

TERVERIFIKASI

Akun Resmi

Apakah Soeharto Layak jadi Pahlawan Nasional?

Diperbarui: 30 Mei 2016   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOMPAS/PAT HENDRANTO Presiden Soeharto saat dilantik dan diambil sumpahnya menjadi Presiden pada 27 Maret 1968.

18 tahun orde baru berakhir. Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Presiden kedua Republik Indonesia memutuskan mundur atas desakan dan tuntutan mahasiswa. Dan sejak saat itulah era reformasi dimulai.

Bertepatan dengan 18 tahun reformasi, Partai Golkar dalam Munaslub beberapa waktu lalu melontarkan wacana untuk mengupayakan Soeharto menjadi pahlawan nasional.

Tentu saja polemik muncul. Soeharto kerap dicap sebagai sosok yang diktator, anti demokrasi serta korup. Namun di sisi lain, tidak sedikit juga yang menilai bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto lebih sejahtera dan ditakuti negara lain.

Kompasiana kemudian mengangkat polemik ini ke permukaan dengan melakukan jajak pendapat pro kontra. Kompasiana melontarkan statement bahwa "Soeharto layak menjadi pahlawan nasional" dan hasilnya sebanyak 2 Kompasianer mengatakan setuju dan 9 Kompasianer memiliki pendapat berseberangan.

Salah satu yang menyatakan setuju adalah Kompasianer Munajat. Menurutnya jika melihat ke belakang, kehadiran Soeharto saat itu sangat tepat ketika menghancurkan PKI di Indonesia.

"Dalam konstelasi politik dan suasana saat itu, kehadiran Soeharto adalah hadiah terindah sejarah, adapun penghancuran PKI adalah panggilan jiwa beliau sebagai tentara yang ingin mempertahankan Pancasila dan UUD 1945, walaupun dalam perjalanan sejarah beliau tentunya sebagai manusia pasti ada cacatnya," tulis Munajat.

Ketika itu, Presiden Soeharto memang mengeluarkan perintah untuk memberantas PKI beserta antek-anteknya. Peristiwa ini terpicu lantaran peristiwa G30S/PKI di mana partai komunis ini menculik sejumlah jenderal dan membunuh mereka satu per satu.

Senada dengan Munajat, Kompasianer Giens juga mengatakan bahwa Soeharto memang layak menjadi pahlawan nasional. Menurutnya, setiap orang pasti memiliki dosa namun tidak menutup kemungkinan untuk adanya hal baik dalam diri orang tersebut.

"Pahlawan bukan insan yg tanpa dosa. Pahlawan dihargai karena jasanya pada negara, bukan karena dosa-dosanya, apalagi dosa-dosa pada para musuh politiknya atau musuh negara," tulis Giens.

Bukan hanya Kompasianer, Wakil Ketua DPR RI Fadli ZOn juga mengemukakan hal serupa. Ia menilai Presiden kedua RI Soeharto layak diberi gelar pahlawan nasional.

Menurutnya, salah satu kriteria seseorang dikatakan layak menjadi pahlawan nasional adalah jika yang bersangkutan memiliki kontribusi dalam perjuangan bangsa merebut atau mempertahankan kemerdekaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline