Sudah beberapa bulan kabut asap melanda beberapa wilayah di Indonesia. Kebakaran lahan dan hutan menjadi penyebab bencana ini terus terjadi dan memakan korban setiap tahunnya. Lewat topik pilihan “Indonesia Darurat Asap”, para Kompasianer menuliskan opini terkait bencana asap yang terjadi di Indonesia. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Kabut dan Asap, Bukan Ritual Tahunan Ribut Lalu Senyap
Dampak fenomena kabut asap pernah dirasakan langsung oleh Abanggeutanyo saat tinggal di Riau beberapa tahun silam. Menurutnya, ada beberapa penyebab utama dari masalah ini, salah satunya adalah para pembakar lahan dari perorangan hingga perusahaan perkebunan yang masih merajalela.
2. Intan Syafrini, Mutiara Cantik Ikut Peduli Padamkan Api Hutan Kalimantan
Intan Syafrini , Wanita muda inspiratif yang ikut membantu menjadi relawan bencana asap ini menjadi sorotan hangat di berbagai media akhir-akhir ini. Febrialdi Rusli Umar Ali mencoba membagikan profil singkat perempuan cantik yang peduli akan bencana asap dengan terjun langsung ke Kalimantan ini.
3. Kompasianer Ini Sumbangkan Inovasinya untuk Korban Kabut Asap
Dalam kondisi daerahnya yang sedang dikepung asap, Aldy M. Aripin menceritakan bantuan obat-obatan yang diberikan dari sesama rekan kompasianer lainnya. Meskipun tidak banyak dan kecil secara materi, ia sangat mengapresiasi hal ini karena sangat berarti bagi para warga yang membutuhkan obat sesak nafas akibat dampak bencana asap.
4. Bencana Asap Itu Sudah Sampai di Fillipina
Bencana asap yang melanda Indonesia bahkan sudah sampai ke negeri tetangga. Hal ini coba digambarkan Ronny Noor dalam artikelnya. Langkah Indonesia dalam menanggulangi kabut asap ini memang sudah diapresiasi oleh negara tetangga, namun ini masih belum cukup. Upaya pemadaman api dan hutan buatan serta penegakan hukum bagi para pelaku pembakaran illegal adalah langkah yang harus diambil pemerintah Indonesia dalam mengatasi bencana ini.
5. Tentang Bencana Asap
Johanis Malingkas turut prihatin akan bencana asap yang melanda beberapa daerah di Indonesia. Penderitaan masyarakat yang menjadi korban tidak hanya dari segi material namun juga moril. Sebagai manusia, kita diharapkan memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar demi anak cucu kita nanti.