[caption id="attachment_388506" align="aligncenter" width="450" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Kfk.kompas.com)"][/caption]
Selain berisi penulis-penulis artikel fitur, pengulas opini aktual, dan pewarta warga, Kompasiana juga memiliki banyak penulis novel, cermin, dan cerpen. Hal ini bisa dilihat dari jumlah karya Fiksi yang dilahirkan selama tahun 2014. Untuk jenis karya fiksi di luar puisi, seperti novel, cerpen, dan cermin tercatat sekitar 11,606 karya telah terpublikasi.
Cermin cinta, drama politik, cerpen horror, semua tersaji dengan apik di Kompasiana. Jika di kaleidoskop fiksi sebelumnya Kompasiana mengumumkan daftar puisi poluler selama tahun 2014, maka di kaleidoskop kali ini, kami merangkum 14 karya fiksi non puisi terpopuler selama tahun 2014. Karya mana sajakah yang menjadi karya terpopuler? Inilah dia;
1. Inilah Pidato Terbaik Calon Pemimpin Bangsa!
[caption id="attachment_387929" align="aligncenter" width="509" caption="Ilustrasi, Kursi Jabatan (Kompas.com)"]
[/caption]
“Saudara saudara yang saya hormati, belakangan ini, hampir setiap hari kita mendengarkan pidato dari para calon calon pemimpin bangsa. Akan tetapi setelah kita dengarkan dan menyimak dengan seksama, membuat hati kita jadi miris. Karena apa yang disampaikan, baik sewaktu kampany , maupun dalam pidato diberbagai forum, materi yang disampaikan tidak beranjak dari pencitraan diri...”
Berikut ini cerpen karya Kompasianer Tjiptadinata Effendi, berisi narasi pidato calon presiden yang prihatin akan janji-janji palsu politisi untuk rakyat. Pidato yang disampaikan oleh capres ini penuh daya magis, sehingga masyarakat yang mendengar terkobar semangatnya. Namun demikian, di akhir cerita terdapat percakapan ironis yang menggambarkan bahwa pidato penuh wibawa tadi hanya sebatas pidato dengan janji-janji palsu lainnya. Si capres ternyata tidak seempati yang dikira terhadap rakyat miskin, karena ia dan sang istri tetap hidup bermegah-megah. Karya ini dibaca sebanyak 3042 kali dan mendapat 47 rating untuk kategori menarik, aktual, dan inspiratif.
2. Aku Tertipu Jokowi
[caption id="attachment_387930" align="aligncenter" width="495" caption="Relawan Jokowi (KOMPAS.com)"]
[/caption]
“Seorang copet mengenali copet lain tanpa berkenalan. Seorang gali preman mengenal gali lain dari saat pertama beradu pandangan. Seorang penakut menggerombol dengan penakut-penakut lain tanpa janjian. Seorang satria mengenali kemunculan Satria Utama sejak penglihatan pertama...”
Ini adalah cuplikan karya ciptaan Kompasianer Abest. Lewat narasinya, Abest bercerita tentang sudut pandang relawan Jokowi yang merasa ditipu karena usai eleksi presiden, para relawan tak lantas langsung dilepas, tetapi justru diajak berjuang lagi untuk lima tahun ke depan. Sang relawan tertipu angannya sendiri untuk jadi rakyat manja setelah Jokowi jadi RI 1. Cerpen ini telah dibaca sebanyak 2011 kali dan mendapat rating sebanyak 35 untuk kategori aktual, menarik, dan inspiratif.
3. Dialog dengan Pendukung ISIS
[caption id="attachment_387931" align="aligncenter" width="428" caption="Militan ISIS di Irak utara. Kawasan Irak utara dan Suriah adalah salah satu yang paling berbahaya di dunia bagi wartawan. (Reuters)"]
[/caption] “Sambil menyeruput kopi hitam dan mengunyah singkong rebus, saya memperhatikan kedatangan seorang berkaos merah berbalut rompi hitam. Ia duduk persis di hadapan saya. Percakapan di bawah ini pun terjadi setelah beberapa basa-basi ala pengunjung setia warung kopi. Saya: ‘ISIS? Hmm, saya pernah membaca beberapa berita tentangnya.’ Dia : ‘Jangan salah paham. Kami bukan teroris! Itu hanya propaganda kaum kafir di dunia Barat.’” Drama satu babak ini adalah karya yang dibuat oleh Kompasianer Nararya. Isinya berupa percakapan imajiner dirinya dengan pendukung ISIS. Percakapan ini dibuat oleh Kompasianer Nararya sebagai penghormatan untuk pengelola masjid Ibnu Sina yang dengan berani menolak untuk menjadi wadah pertemuan ISIS di Malang. Dialog tajam yang disajikan berhasil membuat drama ini dibaca sebanyak 1660 kali dengan perolehan rating sebanyak 34 buah untuk kategori aktual, inspiratif.
4. Risalah Asmirandah
[caption id="" align="aligncenter" width="446" caption="Asmirandah (Kompas.com)"]
[/caption] “Kita hanya besar dalam hal jumlah, agama lain juga begitu Maksud ustad? Islam, Kristen, Hindu, Budha. Kesannya, menganggap luar biasa jika seorang migrasi keyakinan tapi dianggap biasa jika mereka lalai jalankan rekomendasi agama dan instruksi Tuhan. Tak ada kesedihan jika tak ke gereja, tak ada sesal jika alpa sholat isya dan tak ada air mata jika tak sembahyang...” Karya fiksi cerpen, cermin, dan drama dengan isu aktual juga banyak ditulis Kompasianer,cermin “Risalah Asmirandah” karya Kompasianer Muhammad Armand adalah salah satu karya fiksi dengan isu panas di awal tahun 2014 tentang pindahnya keyakinan selebriti Asmirandah. Cermin ini ditulis dengan penuh pesan moral keagamaan dan berhasil meraih perhatian pembaca hingga dibaca sebanyak 1511 kali dengan perolehan rating sebanyak 20 buah untuk kategori aktual dan inspiratif.
5. Ternyata Inilah Sebabnya Pendeta Paling Akhir Masuk ke Surga
[caption id="attachment_388276" align="aligncenter" width="446" caption="Ilustrasi, Tangga ke Surga (wundergroundmusic.com)"]
[/caption]
“‘Hmmm Kalau surga itu memang amat indah, mengapa Pak Pendeta masih disini dan tidak langsung ke sana?”
Pak Pendeta terdiam sesaat, namun sebagai orang yang sudah malang melintang di dunia kangow, tentu Pak Pendeta tidak mau kehilangan muka, akibat tidak dapat menjawab pertanyaan sederhana dari seorang anak kecil...”
Cerpen menarik ini adalah karya lain dari Kompasianer Tjiptadinata Effendi. Sesuai dengan judul, isi cerpen menceritakan pendeta yang menjelaskan mengapa pendeta tidak langsung ke surga dan justru menjadi orang yang paling terakhir masuk surga. Di bagian akhir cerpen, Tjiptadinata memberi pendapat bahwa sebaiknya pemuka agama mengajarkan untuk berbuat baik bukan karena takut akan neraka, tetapi lebih kepada sebagai ungkapan syukur terhadap karunia Tuhan. Cerpen yang telah dibaca lebih dari seribu kali ini memperoleh rating sebanyak 36 buah untuk kategori inspiratif dan menarik.
6. Aku yang Diperebutkan Dua Wanita
[caption id="attachment_388277" align="aligncenter" width="498" caption="Ilustrasi, Cinta (Shutterstock)"]
[/caption] “Mungkin inilah tafsir yang pernah abang dengar dulu, ketika abang kecil, ketika Ustadz abang pernah mengatakan, ketika kita mencintai Tuhan, maka cintai pula apa yang Tuhan cintai. Tuhan tidak pernah cemburu pada hambaNya, ketika hambaNya mencintai apa yang Dia cintai”
Ini adalah penggalan percakapan dari cerpen karya Kompasianer Iskandar Zulkarnain. Berisi tentang seorang suami yang menghadapi perasaan cemburu istri terhadap ibunya. Lewat cerpen Iskandar menjelaskan bahwa Istri dan Ibu adalah dua pemberian Tuhan yang hingga kapan pun tidak bisa dijadikan pilihan. Cerpen ini meraih 28 rating untuk kategori inspiratif dan menarik.
7. Pacar 29 Hari
[caption id="attachment_388278" align="aligncenter" width="496" caption="Ilustrasi, Pasangan (Shutterstock)"]
[/caption]
‘Kita pacaran, yuk.’
Ajaknya satu ketika. Aku tertegun membaca pesannya. Dia gadis yang pernah sekali kutemui di jalur mudik kereta. Kirana namanya. Nama secantik pemiliknya.
‘Ayuk. Mulai kapan?’
‘Hari ini, bodoh.’
‘Oke.’
‘Janji dulu.’
‘Apa?’
‘Kalau kulihat kau bersama gadis lain, kita putus. Kalau kutau kau sedang merayu orang lain, kita putus juga.’”
Pacar 29 Hari adalah cermin karya Kompasianer Find Leila. Berisi tentang kisah Rendra dan Kirana, pasangan kekasih virtual yang berjanji menjalin cinta hanya selama 29 hari sesuai permintaan Kirana, mengapa Kirana meminta waktu hanya 29 hari? Temukan alasannya langsung di postingnya! Cermin ini memiliki akhir sedih, namun cerita manisnya dirating sebanyak 41 buah untuk kategori inspiratif dan menarik.
8. Ahok Mbalelo
[caption id="attachment_388279" align="aligncenter" width="511" caption="Ahok (Kompas.com)"]
[/caption]
“Ditengah bingungnya Jokowi mencari pasangan sebagai cawapresnya, tiba-tiba Ahok membuat kejutan yang sangat dahsyat. Ia mendatangi Jokowi, dan memberikan pernyataan kepada Jokowi bahwa ia siap menjadi wakil presidennya. “Saya siap menjadi wakil capresnya Joko Widodo!”, ujar Wakil Gubenur DKI itu dengan lantang…”
Fiksi ini berisi wawancara imajiner antara Ahok yang menyatakan kesiapannya menjadi RI 2 dan Wartawan yang penasaran dengan alasan Ahok yang tiba-tiba menggebrak panggung pilpres dengan pernyataanya. Ditulis oleh Kompasianer Pakde Sakimun, cerpen yang dipublikasi saat perhelatan Pilpres ini dibaca sebanyak 1010 kali dan mendapat 20 rating untuk kategori menarik dan aktual.
9. Selamat Ulang Tahun ya Muhammad!
[caption id="attachment_388280" align="aligncenter" width="482" caption="Kaligrafi Muhammad SAW (pureislamicdesign.com)"]
[/caption] “Ah, Anda ini angkuh sekali. Anda membuat judul menyebut langsung nama Muhammad. Bubuhi kata nabi dong! Nabi Muhammad SAW begitu” “Lha, saya ucapkan syahadat tidak pakai Nabi Muhammad kok. Nih, aku bersaksi bahwa Muhammad itu pesuruh-Allah. Gak pake nabi, bukan?”
‘Selamat Ulang Tahun ya Muhammad!’ adalah karya cermin lainnya dari Kompasianer Muhammad Armand. Cermin ini dibuat dalam rangka merayakan hari Maulid Nabi yang jatuh pada bulan Januari 2014. Karena dikemas dengan menarik, ucapan ulang tahun untuk Nabi Muhammad dalam tulisan fiksi ini berhasil meraih 34 bintang dan dibaca lebih dari seribu kali.