Lihat ke Halaman Asli

Ketidakseimbangan Pemberitaan Capres Parpol

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketidakseimbangan Pemberitaan Capres Parpol

Antara anggota parpol pemilik media dan anggota parpol tidak memiliki media dalam pemberitaan.

Pemberitaan tentang capres dan wacapres sangat tidak berimbang dalam penyebaran informasinya. Hal ini disebabkan adanya konglomerasi media yang dimiliki oleh para capres. Banyak dari pemilik media yang turut meramaikan capres. Para capres yang memiliki media, memanfaatkan media yang dimiliki untuk memberitakan dan mengiklankan parpolnya dengan leluasa.

Pemberitaan yang dilakukan umumnya, pemberitaan yang positif dan merupakan kelebihan dan kebaikan parpolnya. Sementara, capres dari parpol yang anggota parpolnya tidak memiliki media sangatlah sedih, dikarenakan pemberitaan mengenai partai parpolnya sangat terbatas, sehingga pengenalan dan ingatan masyarakat akan parpolnya sangatlah minim.Media dijadikan sebagai tameng, oleh anggota parpol yang memiliki media khususnya media televisi. Media televisi cukuplah efektif dalam mempengaruhi pikiran dan perpektif manusia, sehingga para pemilik media melakukan pemberitaan lewat media yang dimilki. Para parpol sibuk menggembor-gemborkan janji dan visi, misi yang untuk menarik simpati para masyarakat. Media secara tidak langsung, mempengaruhi pola pikir dan sudut pandang masyarakat dalam minat pilihnya terhadap capres parpol yang diberitakan secara terus menerus di televisi.

Masyarakat merupakan obyek dan saran yang sangat empuk bagi para capres dalam pemberitaannya. Media berusaha untuk menarik minat dan perhatian masyarakat lewat pemberitaan merka dalam media. Yang mana mereka yakini dapat mempengaruhi sudut pandang masyarakat untuk memilih parpolnya sebagi presiden dimasa yang akan datang. Banyak dari mereka yang berusah saling menaikkan citra parpolnya sendiri. Tak heran juga bahwa, ada – ada saja yang saling melakukan aksi saling ejek – mengejek dalam berkampanye.

Hal ini, menunjukkan mentalitas para capres dari parpol yang berlainan tersebut memiliki mentalitas politik yang kurang bagus dan kurang percaya diri sehingga melakukan aksi saling ejek tersebut. Selain itu juga, hal itu bisa sebagai gambaran bahwa para capres tersebut, memilki elektabilitas yang kurang baik. Bagi masyarakat yang jelih dan teliti akan suatu informasi, maka akan memiliki pilihan yang sudah ditetapkan dari awal dan tidak mudah untuk terpengaruh akan pemberitaan media mengenai capres dari beberapa parpol tersebut. Namun berbeda bagi mereka yang memilki pengetahuan yang minim. Pemberitaan yang ada di media bisa sangat mempengaruhi pikiran dan sudut pandang mereka nanti dalam memilih. Mereka akan secara spontan menerima pengaruh media untuk memilih para capres.

Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan isi dari pemberitaan media yang dilakukan oleh pemilik memdia yang bergabung dalam parpol. Pemerintah harus melakukan kontrol, agar pemberitaan tentang parpol dapat merata dan seimbang sehingga tidak terjadi lagi ketidakseimbangan informasi dan pemberitaan media. Selain itu, media yang dimiliki pemerintah juga harus menyiarkan tentang masing – masing parpol secara seimbang dan memiliki waktu yang sama dalam poemberitaannya sehingga seimbang. Hal inilah yang dapat membantu masyarakat dalam menentukan pilihan akan parpol yang mana karena disuguhkan informasi dan berita yang seimbang akan semua parpol tanpa terkecuali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline