Lihat ke Halaman Asli

Ada Piramida di Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Piramida pasti tidak asing bagi anda. Piramida adalah bangunan khas Timur Tengah (mesir) yang merupakan peninggalan zaman nenek moyang mereka dulu, yang berbentuk segitiga raksasa. Konon Piramida ini digunakan oleh raja-raja zaman dahulu sebagai tempat pekuburan bagi mereka dan anggota keluarganya. Jadi, tidak sembarang orang yang bisa diabadikan dalam piramida.

Anda percaya piramida ada di Indonesia?. Saya percaya. Tentu bukan dalam pengertian piramida sebagaimana yang saya sebutkan di atas. Bukan juga piramida yang cantik yang sekarang ini sedang menjanda (ups, itu Paramida ya?). Akan tetapi, Piramida yang saya maksudkan di sini adalah berhubungan erat dengan bisnis (atau lebih tepatnya "bisnis").

Piramida yang saya maksudkan di atas adalah skema piramida. Suatu kegiatan "bisnis" yang dilakukan dengan menitikberatkan pada setidaknya 2 hal utama, yaitu rekrutmen anggota dan iuran awal anggota. Sedangkan hal-hal lainnya terletak pada sistem, yang jika digambarkan, akan menyerupai piramida. Sistem ini gemuk di bawah dan lancip (kurus) di atas, persis seperti piramida.

Skema piramida yang saya maksudkan dengan" gemuk di bawah" itu menunjukkan keanggotaan dalam binsis ini (biasanya) dalam jumlah yang banyak. Anggota yang berada di lapisan bawah pastinya lebih banyak daripada yang di atas (Okelah, kalau sampai di sini saja mungkin masih bisa diterima, toh logika dari semua jabatan begitu, kan?). Misalnya, dalam dunia kerja (kantoran), di mana-mana yang namanya bos-bos selalu jumlahnya lebih sedikit dari anak-anak buahnya (kroco-kroco). Namun jangan berprasangka baik dulu terhadap kegiatan skema piramida ini (lho!, menyalahi aturan praduga tidak bersalah ya?!).

Perbedaan utama dari skema piramida ini, menurut saya terletak pada setidaknya 2 (dua) hal (sebagaimana telah disebutkan di atas). Yang Pertama adalah Kegiatan rekrutmen. Dalam skema piramida ini, pasti para anggotanya diwajibkan untuk terus melakukan rekrutmen kepada anggota baru. kegiatan skema piramida itu kurang lebih seperti halnya kegiatan teroris lah ya.., di mana anggota senior selalu berjuang mati-matian untuk melakukan rekrutmen untuk dijadikan sebagai anggota baru, dan disuruh "berkorban".

Berkorban di skema piramida tentu tidak harus mati, tetapi cukup dengan membayar uang pendaftaran, bahasa halusnya biasanya uang investasi. Berkorban di skema piramida juga bukan untuk umat (masyarakat), melainkan hanya untuk orang-orang yang posisinya di atas (levelnya lebih tinggi dalam skema piramida itu). Jadi, skema ini memang sangat mengandalkan rekrutmen dan uang dari member baru. Tidak ada produk (barang/jasa) yang akan ditawarkan. Tanpa adanya member dan uang pendaftaran, maka hancurlah piramida ini.

Sumber Artikel : Blog Setiawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline