Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Ledakan Bunuh Diri di Sibolga, Istri Terduga Teroris dan Anak 2 Tahun Diduga Tewas

Diperbarui: 13 Maret 2019   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petugas kepolisian berjaga di lokasi terjadinya ledakan yang diduga bom di kawasan Jalan KH Ahmad Dahlan, Pancuran Bambu, Sibolga Sambas, Kota Siboga, Sumatera Utara, Selasa (12/3/2019). Ledakan tersebut diduga terkait penangkapan terduga pelaku terorisme berinisial Hu alias AH di Sibolga, Sumut oleh Densus 88 Mabes Polri.

SIBOLGA, KOMPAS.com - Istri dan anak terduga teroris Husein alias Abu Hamzah diduga tewas dalam ledakan di salah satu rumah di Jalan Cendrawasih tepatnya di depan Masjid Al Mukhlisin, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Rabu (13/3/2019).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, saat ini polisi masih sangat berhati-hati untuk melakukan evakuasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) karena masih belum steril dari ancaman ledakan.

"Saat ini tim berhati-hati untuk olah TKP dan evakuasi tubuh-tubuhnya," ujar Dedi, Rabu.

Baca juga: Kronologi Ledakan dan Penangkapan Terduga Teroris di Sibolga Versi Warga

Dedi mengatakan, istri dan anak terduga teroris yang masih berusia 2 tahun itu diduga meledakkan diri pada Rabu dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.

"Dapat dipastikan yang berada di kamar saat meledakkan diri ibu dan seorang anak kecil berusia 2 tahun lebih," ungkapnya.

Sementara itu, seperti dikutip dari Antara melalui update terakhir pukul 13.25 WIB, Dedi menuturkan, polisi menduga, sang istri melakukan bom bunuh diri.

Baca juga: 5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Sibolga, Tak Terkait Kunjungan Jokowi hingga Terdengar Dua Ledakan

Polisi belum bisa memastikan kondisi jenazah korban karena tim masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Belum dipastikan berapa sebenarnya jumlah korban karena tim juga masih belum bisa masuk ke lokasi demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada petugas," katanya. (Devina Halim, Antara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline