MEDAN, KOMPAS.com - Sepasang lumba-lumba melompat-lompat di Sungai Kualuh, Desa Kualaberingin, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, pada Minggu (27/1/2019).
Sontak, kemunculan mamalia laut yang terkenal cerdas ini membuat heboh wraga hingga menjadi tontonan. Dalam sekejap, video penampakan makhluk pemakan ikan itu bertebaran di media sosial.
Namun, diduga tak mampu bertahan dengan kualitas air sungai dan daya tubuh yang menurun, lumba-lumba betina pun tewas mengapung pada Rabu (30/1/2019) petang.
Kepala Desa Kualaberingin Edi Mansur membenarkan hal ini. Bersama tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, dia mendatangi lokasi untuk proses evakuasi.
"Harapannya lumba-lumba yang satu lagi bisa diselamatkan," kata Edi saat dihubungi wartawan pada Kamis (31/1/2019).
Baca juga: Perjalanan Daging Anjing di Medan, dari Pasar hingga Piring Makan (1)
Kepala Bidang Konservasi Wilayah II Pematangsiantar - BBKSDA Sumut Seno Pramudita mengatakan, bangkai ikan dikubur di lokasi penemuan.
Pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian dan mengapa bisa sampai ke sungai. Hanya menduga ikan besar itu terbawa air pasang laut.
"Jarak sungai dengan laut sekitar 80 sampai 100 kilometer dari muara. Saat ditemukan, sudah semakin jauh ke hulu sungai. Baru pertama kali kejadian seperti ini," kata Seno, Sabtu (2/2/2019).
Dia pun mengimbau masyarakat agar segera menghubungi petugas jika terjadi hal serupa, lalu tidak mengganggu, dan jika memungkinkan, berupaya mengalihkan arah gerakan lumba-lumba ke muara.
Seno pun tidak menampik bahwa salah satu penyebab lumba-lumba mati akibat lambatnya informasi yang sampai ke mereka dan jauhnya jarak evakuasi.