JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon, mengatakan, survei internal mereka memperlihatkan selisih elektabilitas Prabowo-Sandiaga dengan Jokowi-Ma'ruf sangat tipis.
Bahkan lebih tipis dari hasil survei Median yang menyebut selisih keduanya adalah 9,2 persen.
"Dalam survei internal kami bahkan bedanya lebih tipis. Sangat tipis, hanya tinggal 4-6 persen. Dalam survei Median kan kalau tidak salah 7-9 persen," kata Fadli di kompleks parlemen, Selasa (22/1/2019).
Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Jokowi-Maruf 47,9 Persen, Prabowo-Sandi 38,7 Persen
Fadli yakin bulan depan Prabowo-Sandiaga sudah bisa mengejar Jokowi-Ma'ruf. Menurut dia, ini adalah hasil kerja tim kampanye dan para calon legislatif semua partai pendukung.
Selain itu, kinerja pemerintah juga menjadi faktor yang memengaruhi selisih elektabilitas ini. Fadli mengatakan masyarakat tidak melihat keberhasilan yang selama ini diklaim pemerintah.
"Karena kan memang pemerintah ini gagal dalam banyak hal. Pertumbuhan ekonomi gagal, pencapaian tax ratio gagal, dalam persoalan pertumbuhan ekonomi yangg ditargetkan saja masih gagal," kata Fadli.
Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Naik, tetapi Relatif Lambat
Hasil survei Median
Hasil survei Median menunjukan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf kini sebesar 47,9 persen dan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen. Oleh karena itu, perbedaan elektabilitas keduanya menjadi 9,2 persen.
"Selisih elektabilitas atau jarak elektoral relatif menipis. Suara pasangan Jokowi-Ma'ruf relatif stagnan, sedangan Prabowo-Sandiaga tumbuh namun relatif lambat," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019).
Baca juga: Survei Median: Posko Pemenangan Prabowo-Sandi di Pulau Jawa Pengaruhi Elektabilitas Jokowi-Maruf