MALANG, KOMPAS.com - Para peserta seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) menggunakan berbagai cara untuk lolos tes seleksi kompetensi dasar (SKD).
Selain melakukan upaya kecurangan, sebagian peserta juga ada yang memakai jimat, bahkan dukun.
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana mengatakan, peserta yang membawa jimat ditemui di seluruh lokasi tes. Bima menilai, masyarakat Indonesia masih percaya dengan kekuatan jimat.
"Jimat seluruh Indonesia ada. Orang Indonesia masih percaya jimat kok, mau di Jakarta mau di daerah, ada semua," kata Bima, saat meninjau seleksi CPNS di Kota Malang, Jumat (16/11/2018).
Baca juga: Selain di Madiun, Panitia Seleksi CPNS Temukan Jimat di Dua Lokasi Ini
Keberadaan jimat itu diketahui saat petugas menggeledah peserta seleksi CPNS sesaat sebelum memasuki ruang tes.
Isi jimat itu bermacam-macam. Mulai dari jimat yang berisi bawang hingga jimat yang berisi jarum.
"Kita kan geledah, ketemu ada kantong isinya bawang, brambang (bawang merah). Dia mau masak apa. Ada yang isinya gunting, jarum, macem-macem. Itu di mana-mana ada. Banyak juga ternyata," kata dia.
Bima mengatakan, peserta yang membawa jimat tetap bisa mengikuti tes seleksi. Namun, jimat yang dikenakan oleh peserta seleksi tersebut harus dilepas dan tidak boleh dibawa masuk ke ruang tes.
"Masih bisa ikut tes, tapi kan kita ambil jimatnya," ungkap dia.
Selain jimat, ada juga peserta yang menggunakan jasa dukun. Hal itu dilakukan oleh peserta seleksi yang sudah mengetahui larangan membawa jimat.