Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Kisah di Balik Kekeringan, Warga Rela Menunggu Air Sisa Telaga

Diperbarui: 29 Agustus 2018   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marsidi (56) memasukkan air sisa air di telaga Banteng, Rongkop, Gunungkidul, yang sudah mengering ke ember, Selasa (28/8/2018)

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kekeringan yang terus terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, menyebabkan masyarakat di dusun Ngricik, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop. Mereka membuat sumur kecil di telaga Banteng yang sudah mengering sejak beberapa bulan terakhir.

Dari pantauan Kompas.com di telaga Banteng yang menyisakan tanah kering yang mulai retak karena tidak ada hujan sejak lima bulan terakhir. Ada sekitar 10 lubang dengan diameter 15 cm, dan kedalaman sekitar 50 cm.

Dari jumlah itu, hanya ada 1 lubang yang memiliki air, itupun airnya tidak begitu banyak. Disekitar lubang, ada tiga ember ukuran 5 liter dan dua buah ember ukuran 10 liter. Air yang ada di dalam ember pun terlihat sedikit kecoklatan.

Salah satu warga yang memanfaatkan air sisa telaga, Marsidi (56) mengatakan, sejak beberapa minggu terakhir air di sumuran sudah mulai berkurang. Bahkan dalam beberapa hari terakhir harus menunggu sekitar satujam untuk mengumpulkan air bersih satu ember.

Baca juga: Musim Kemarau, Ini 8 Wilayah yang Alami Kekeringan

Warsidi memindahkan air yang berada di galian tanah di telaga banteng ke dalam ember yang dia bawa. Dia terpaksa harus memindahkan air dengan hati - hati karena air yang berada di dalam tanah bisa saja semakin kotor apabila warsidi memindahkan air tersebut secara cepat.

"Sudah sejak beberapa hari ini airnya berkurang, harus menunggu satu jam untuk satu ember. Lumayanlah untuk mengurangi pengeluaran pembelian air,"katanya saat mengambil air di telaga Banteng Selasa (28/8/2018)

Air itu digunakan untuk keperluan sehari-hari misalnya memberi minum ternak, mencuci dan jika air cukup bersih untuk dikonsumsi.

"Disini kalau beli air dari tangki swasta Rp 130.000, tetapi jika membeli dari tangki bantuan relawan Pak Jokowi (Desa Melikan tahun lalu mendapatkan sebuah tangki dari relawan Jokowi) yang saat ini dikelola desa hanya Rp 100.000," jelasnya. 

"Keluarga saya berjumlah 5 orang satu tangki hanya bisa digunakan satu bulan jika harus membeli tiap bulannya saya tidak mampu."

Baca juga: Kisah Warga Terdampak Kekeringan, Terpaksa Mengais Air dari Pipa Bocor

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline