JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengungkapkan sejumlah hal terkait dirinya yang batal menjadi calon wakil presiden pendamping Joko Widodo.
Seperti yang diketahui, Jokowi menunjuk Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya untuk Pilpres 2019.
Mahfud bercerita ia menerima ribuan pesan dari masyarakat melalui SMS, Whatsapp, Twitter dan media sosial lainnya. Mahfud berterima kasih sekaligus meminta maaf kepada masyarakat yang telah mendukungnya.
"Sy minta maaf krn sy hanya bs membaca tanpa bs menjawab 1 persatu," tulis Mahfud dalam akun twitternya @mohmafudmd yang dimuat sekitar 4 jam lalu.
Baca juga: Akhir Kompromi Bagi Jokowi, Maruf Amin, dan Mahfud MD
Mahfud menganggap keputusan Jokowi memilih Ma'ruf merupakan realitas politik yang tak terhindarkan. Ia mengaku kaget, namun tak kecewa atas keputusan tersebut.
"Sy sdh bertemu berdua dgn Pak Jkw. Sy memaklumi pilihan itu sulit dihindarkan. Sy bilang, Pak Jkw tak perlu metass bersalah. Itu hak beliau utk memutuskan yg terbaik," tulisnya.
Yang terpenting, kata Mahfud, Indonesia bisa dirawat dengan baik. Keberlangsungan Indonesia jauh lebih penting daripada sekadar namanya dan Ma'ruf Amin.
Baca juga: Said Aqil: Mahfud MD Tak Pernah Aktif di NU
"Scr agama, sy dkk sdh berusaha tapi Tuhan jua yg menentukan. Tidak ada daya atau hal yg bs diberdayakan tanpa izin Allah," tulis Mahfud.
Keputusan Jokowi dinilainya sudah sesuai dengan hak dan mekanisme konstitusional. Mahfud berharap seluruh pihak menerima keputusan itu sebagai kesadaran konstitusional.