Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Bendera Bertiang Bambu yang Melawan Kekuatan Jempol Netizen

Diperbarui: 19 Juli 2018   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deretan bendera negara peserta Asian Games terpasang di Jalan Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara, Selasa (17/7/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari ini, media sosial diramaikan dengan pembicaraan seputar tiang bendera dari bambu untuk pemasangan bendera negara-negara para pesera Asian Games 2018.

Kejadiannya bermula dari Penjaringan, Jakarta Utara. Di sana, bendera-bendera negara peserta Asian Games dipasang berjajar. Yang menarik perhatian adalah tiangnya menggunakan bambu.

Bambu-bambu itu dinilai tidak layak digunakan untuk merayakan perhelatan internasional bulan depan. Ada juga yang mengatakan bahwa penggunaan bambu sebagai tiang mencoreng nama baik Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

Akhirnya bendera bertiang bambu itu pun dicopot.

Baca juga: Kontroversi Bendera Peserta Asian Games Diikat di Bambu dan Memo Gubernur DKI

Namun, Rabu (18/7/2018) kemarin Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan bendera-bendera bertiang bambu itu dipasang kembali. Anies mengatakan masyarakat telah menyepelekan bendera bertiang bambu tersebut.

Dia mengklaim bahwa itu merupakan inisiatif warga sekitar.

"Semalam ada sebuah kejadian di mana warga memasang bambu-bambu untuk bendera negara negara Asia di wilayah penjaringan, Jakarta Utara. Lalu kerja keras, kerja tulus, dan kerja nyata warga di Penjaringan itu disepelekan oleh kerja jempol di media sosial," kata Anies di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Rabu.

"Mereka yang hanya memencet tombol-tombol meremehkan bambu bambu yamg ditegakkan oleh warga," tambah Anies.

Diminta libur 'julid' sebulan 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta netizen menghormati upaya warga memeriahkan Asian Games. Dia mengatakan sejak awal pemerintah ingin menciptakan demam Asian Games sampai ke tingkat masyarakat bawah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline