Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Ketum Muhammadiyah: Jangan Jadikan Masjid Pusat Politik Praktis

Diperbarui: 5 Juli 2018   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) sekaligus Wakapolri Komjen Pol Syafruddin bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Natsir di Jakarta, Kamis (5/7/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Natsir mengingatkan agar masjid jangan dijadikan pusat politik praktis dan tidak boleh dipolitisasi.

Muhammadiyah sejak awal menegaskan sikapnya tersebut.

"Muhammadiyah paling depan, sejak dulu untuk mengajak masyarakat tidak menjadikan masjid sebagai pusat politik praktis dan politisasi," kata Haedar di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (5/7/2018).

Menurut Haedar, masjid memang sebuah wahana yang dapat menampung semua orang dengan keragamannya masing-masing.

Baca juga: Bertemu, Ini yang Dibicarakan Wakapolri dan Ketum PP Muhammadiyah

Akan tetapi, terkait politik praktis, hal tersebut bersifat kategoris, yakni apabila tidak memilih salah satu, maka akan memilih yang lain.

Oleh sebab itu, ia menyatakan, masjid tidak sepatutnya dipolitisasi dan menjadi pusat politik praktis.

Namun demikian, sebut Haedar, masjid harus menjadi sarana pendewasaan politik masyarakat.

"Jadikan masjid (sebagai) pusat pencerdasan, pendewasaan, dan pendidikan politik. Ini bedanya," jelas Haedar.

Ia berpandangan, penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang tidak tahu politik menjadi melek dan sadar politik.

Namun, pada saat bersamaan masyarakat memiliki keadaban politik. Di sinilah masjid dapat berperan untuk memberikan pendidikan politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline