KOMPAS.com - Hubungan Iran dan Israel memang tidak pernah baik, tetapi belakangan semakin memburuk dengan kemungkinan batalnya kesepakatan nuklir Iran dan AS.
Para pemimpin Iran memperingatkan, jika kesepakatan nuklir itu bubar maka negeri tersebut akan melanjutkan proses pengayaan uranium.
Niat Iran melanjutkan proses pengayaan uranium ini dianggap Israel sebagai langkah yang akan membahayakaneksistensi negeri Yahudi tersebut.
Di sisi lain, Israel beberapa kali menggelar serangan untuk mendongkel pasukan Iran dari Suriah, di mana Teheran semakin menancapkan pengaruhnya.
Baca juga: Militer Israel Lancarkan Serangan ke Artileri Milik Rezim Suriah
Meski banyak yang meyakini bahwa kedua negara tak akan terlibat perang secara langsung, tetapi miskalkulasi yang terus meningkatkan eskalasi tetap terjadi.
Kedua negara memiliki angkatan bersenjata yang cukup kuat dan jika terjadi konflik bersenjata di antara keduanya maka dipastikan konflik tersebut akan amat berdarah.
Iran, sebagai negara memiliki wilayah yang jauh lebih luas dan penduduk yang lebih banyak dibanding Israel.
Namun, wilayah luas dan penduduk banyak tidak serta merta berbanding lurus dengan kemampuan militer. Teknologi militer dan pengalaman merupakan faktor penentu lainnya.
Kemampuan teknologi jauh lebih penting di masa ketika jalannya perang amat ditentukan dengan kemajuan teknologi sebuah negara.
Saat ini, dua negara yang berperang tak perlu bertemu muka secara langsung. Kehancuran bisa dilakukan dari jarak jauh cukup dengan menekan beberapa tombol saja.