Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Nebula Semut Ditemukan Menembakkan Laser, Ada Apa?

Diperbarui: 23 Mei 2018   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nebula semut

KOMPAS.com - Para astronom berhasil merekam fenomena langka yang terjadi di Nebula Semut atau Menzel 3, yaitu berupa sinar laser yang keluar dari jantung nebula.

Bagi manusia di Bumi, sinar laser dipahami sebagai amplifikasi cahaya yang muncul akibat emisi radiasi. Biasanya, sinar laser berbentuk garis tipis dengan cahaya yang sangat terang. Manusia menggunakankannya untuk memotong logam atau memindai kode batang. 

Namun, di luar angkasa, sinar laser adalah sinyal inframerah yang tidak terlihat.

Berdasarkan data dari Observatorium Infrared Herschel di Eropa, para ahli mendeteksi emisi laser tersebut berupa rekombinasi hidrogen.

"Kami mendeteksi jenis emisi yang sangat langka yang disebut emisi laser rekombinasi hidrogen, yang hanya diproduksi dalam kondisi fisik tertentu," kata Isabel Aleman, penulis utama studi dan peneliti di Universitas São Paulo di Brasil dan Leiden di Belanda.

"Emisi seperti itu ditemukan hanya dalam beberapa objek sebelumnya dan kebetulan jenis emisi yang kami deteksi sesuai dengan prediksi Menzel, penemu Nebula Semut," katanya, dilansir dari Newsweek, Jumat (18/5/2018).

Seperti diketahui, Donald Menzel, astronom asal Amerika menemukan Nebula Semut di jarak 8.000 tahun cahaya dari Bumi pada 1920.

Nebula adalah kabut atau awan debu dan gas yang bercahaya dalam suatu kumpulan yang sangat luas. Sebagian ahli mempercayai bahwa nebula merupakan ladang bagi terbentuknya sistem bintang di luar angkasa.

Baca Juga: Tanpa Elemen Ini, Kehidupan Alien Mungkin Tidak Akan Pernah Ada

Sementara itu, para ahli juga mendeteksi kepadatan gas di wilayah sekitar bintang pusat sangat besar, mencapai 10.000 kali kepadatan nebula normal. Ini merupakan alasan di balik sinar laser Nebula Semut.

"Satu-satunya cara untuk menjaga gas sepadat itu di dekat bintang adalah jika bintang mengorbit di sekitarnya dalam bentuk cakram," kata Albert Zijlstra dari Universitas Manchester, Inggris, dalam pernyataannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline