BANYUWANGI, KOMPAS.com — Keluarga Puji Kuswati, pelaku bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia Diponegoro, Surabaya, sempat tidak merestui pernikahan Puji dengan Dita Upriyanto.
Rusiono, perwakilan keluarga Puji, mengatakan, keluarganya tidak merestui pernikahan karena perilaku Dita yang dianggap tertutup dan tidak bisa dekat dengan keluarga.
"Tapi, akhirnya mereka tetap melangsungkan pernikahan dan diurusi oleh keluarga angkatnya yang di Magetan. Ya keluarga di Banyuwangi akhirnya menerima," ujar Rusiono kepada Kompas.com, Senin (14/5/2018).
Selama menikah, Puji mengikuti sikap suaminya. Ia jarang bergaul dan menjadi pribadi yang lebih tertutup.
Baca juga: Fakta dan Hoaks Pascabom Surabaya
Bahkan, dia mulai jarang berkunjung ke Banyuwangi termasuk saat Lebaran. Puji pun jarang berkomunikasi intens dengan keluarganya.
"Untuk penampilan saat pulang ke Banyuwangi ya biasa saja. Nggak ada yang berbeda. Nggak pakai cadar. Sama kayak yang lainnya. Pakaiannya tidak mencolok," katanya.
Rusiono mengaku tidak mengetahui aktivitas sehari-hari Puji dan suaminya, Dita, karena mereka tinggal di Surabaya.
Namun, keluarga di Banyuwangi masih memperhatikan kebutuhan Puji, anak ketiga dari Koesni, warga Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
Orangtua kandungnya bahkan pernah membelikan Puji rumah seharga Rp 600 juta dan dua kali membelikan mobil. Namun, semuanya telah dijual oleh Dita dan Puji.
Baca juga: Update 15.45, Jumlah Korban Bom di 3 Gereja Surabaya Jadi 18 Orang