Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Penyebar Informasi Hoaks soal Telur Palsu Bisa Diancam UU ITE

Diperbarui: 16 Maret 2018   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telur diduga terbuat dari bahan plastik dan karet ditemukan seorang warga di Medan, Senin (30/10/2017)

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto meminta masyarakat berhenti menyebarkan informasi soal telur palsu. Sebab, Kementerian Pertanian sudah menyatakan bahwa isu tersebut tidak benar.

 Jika sudah diingatkan namun tetap diviralkan, maka penyebarnya terancam dijerat Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

 "Jangan unggah ke medsos karena ada UU ITE. Siapa orang yang mengunggah berita palsu, dia diancam hukuman maksimal enam tahun penjara," ujar Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/3/2018).

Baca juga : Kementerian Pertanian Tegaskan Info Telur Palsu Hoaks

 Setyo mengatakan, pihaknya telah mendorong pengawasan Satgas Pangan di daerah yang dipimpin masing-masing Direktur Reskrimsus Polda. Polri mengedepankan upaya persuasif ke masyarakat yang menyebarkan konten hoaks soal telur palsu. Polisi juga akan mencaritahu motif orang-orang yang menyebarkan info tersebut.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto.


 "Jadi jangan biasa mengunggah kalau kita tidak tahu. Kita sebarkan saja bisa kena," kata Setyo.

 Kepala Satuan Tugas Pangan itu menyatakan, media memiliki peran untuk mengedukasi masyarakat soal itu. Sebab, sebagian masyarakat meyakini isu telur palsu itu benar. Hal tersebut, kata dia, tentu akan menimbulkan keresahan masyarakat.

Baca juga : BIN: 60 Persen Konten Media Sosial adalah Informasi Hoaks

 "Konsumen jadi tidak yakin, jadi ragu saat mau beli di pasar atau toko. Ini juga merugikan para peternak ayam petelur," kata Setyo.

Isu hoaks itu, kata Setyo, bisa mempengaruhi tingkat konsumsi telur yang terbilang rendah. Berdasarkan data, rata-rata orang memakan telur 10,44 kilogram pertahun. Perbulannya tidak sampai sekilo telur.

 "Kalau dihantam dengan isu telur palsu, akan menurunkan konsumsi perkapita. Juga akan menghantam industri peternakan ayam petelur," kata dia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline