Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Sri Mulyani Akui Sistem Keuangan Digital di Indonesia Rawan Diretas

Diperbarui: 3 Maret 2018   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepada BPS Suhariyanto, dan Kepala BSSN Djoko Setiadi saat penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (2/3/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui sistem keuangan digital nasional termasuk transaksi elektronik rentan diserang oleh kejahatan cyber dari negara lain.

"Bukan hanya sistem keuangan negara, tapi seluruh sistem keuangan dan ekonomi kita. Karena sistem negara kita sangat mungkin di-attack (diserang) dari luar," ujar Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (2/3/2018).

Bahkan, lanjut Menkeu, pembahasan terkait keamanan cyber selalu menjadi fokus pembahasan setiap pertemuan International Moneter Fund dan World Bank.

"Frekuensinya minimal 10 kali dalam satu menit di attack (hack). Jadi sangat seringnya, sehingga kita harus membangun sistem yang andal dan aman," tegas Menkeu.

Sementara itu, salah satu upaya dalam meningkatkan sistem digital dengan melibatkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) khusunya penggunaan digital signature.

Dengan menggunakan digital signature atau tanda tangan digital memungkinkan Kemenkeu dalam penyampaian Arsip Data Komputer (ADK) dan dokumen melalui jaringan internet tanpa harus ptoses tatap muka.

"Dengan digital signature ini dan Kemenkeu yang pertama, kita percaya diri masuk ke era digital dan membantu kita memiliki tata kelola yang baik, serta mampu men-track transaksi data secara baik tanpa kompromi dengan keamanannya," jelas Sri Mulyani.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline