JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Muslim Cyber Army memiliki armada yang cukup besar di media sosial. Menurut Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol Fadil Imran, anggota kelompok ini mencapai ratusan ribu yang tergabung dalam MCA United.
Kelompok ini terdiri dari beberapa grup kecil lainnya. Di media sosial, kata Fadil, cukup banyak juga akun yang menggunakan nama MCA. MCA united merupakan grup terbuka, sehingga siapapun bisa bergabung ke dalamnya.
"Grup ini sebagai wadah untuk menampung unggahan dari anggota MCA yang upload berita, video, gambar, untuk disebarluaskan," kata Fadil.
Grup besar ini memiliki 20 admin dan moderator. Salah satu anggotanya bernama Tara Arsih sudah diciduk polisi.
Baca juga : Dosen Penyebar Hoaks Sudah 5 Tahun Jadi Anggota The Family MCA
Grup berikutnya adalah Sniper Team. Fadil mengatakan, kelompok ini sifatnya tertutup dengan jumlah anggota terbatas, hanya 177 orang. Grup yang dibuat di Facebook ini merupakan wadah untuk melaporkan akun-akun yang dianggap sebagai lawan untuk diblokir.
Selain itu, Sniper Team juga menyebarkan virus agar kelompok lawan tidak bisa mengoperasikan gawainya.
"Salah satu adminnya adalah Ramdani Saputra yang sudah tertangkap," kata Fadil.
Selain itu, ada juga grup yang lebih tertutup dan sedikit jumlah anggotanya, yakni Cyber Muslim Defeat Hoax. Grup ini berisi 145 anggota. Tugasnya yakni melakukan penggalangan opini dengan membagikan berita secara masif dan serentak.
Kelompok ini juga mengatur pergerakan isu apa yang akan diviralkan di media sosial secara periodik. Polisi saat ini masih mengejar admin grup tersebut.
Baca juga : Dosen Anggota MCA Sudah Sebarkan 150.000 Postingan Hoaks di Facebook